Abstract: Whisper Race Games Method in Improvement Of English Listening Skills. The research purpose to dercribe the effectiveness of whisper race games method in improving English listening skills. This research is a classroom action research. The action research was conducted in three cycles, each of which involved planning, implementting, observing and reflecting. The result of the research showed that whisper race games method can increase the English listening skills For Fourth Grade Student in State Elementary School 1 Adikarso.
Key words: Games Method, Listening Skills.
Abstrak: Metode Permainan Whisper Race dalam Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan keefektifan metode permainan whisper race dalam meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, masing-masing siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD N 1 Adikarso.
Kata kunci: Metode Permainan, Keterampilan Menyimak.
Pendahuluan
Kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dikuasai oleh generasi muda Indonesia. Di era yang semakin canggih dan modern ini, tuntutan globalisasi yang notabene berbasis bahasa Inggris tak dapat dielakkan. Bahasa Inggris memegang peranan penting, mengingat bahasa Inggris merupakan alat komunikasi internasional. Selain itu untuk dapat mengoperasikan berbagai media komunikasi serta mengetahui transformasi ilmu pengetahuan secara mahir dan mendalam, diperlukan kemampuan yang cukup dalam berbahasa Inggris.
Siswa sebagai generasi muda Indonesia yang kelak akan memikul tugas memutar roda kemajuan bangsa, perlu dibekali dengan bahasa Inggris sejak dini. Jika tidak, mereka tentu akan kehilangan media dalam berinteraksi dengan peradaban yang sedang berkembang. Mengingat pentingnya penguasaan bahasa Inggris, kesadaran tentang pentingnya penguasaan bahasa Inggris di beberapa sekolah dasar pun semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui dari adanya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah tersebut. Meskipun masih berstatus pelajaran mulok, pembelajaran bahasa Inggris tetap mendapat perhatian yang sama seperti halnya mata pelajaran yang lain. Berbagai pendekatan, strategi, metode dan media pun dikembangkan. Semuanya itu tidak lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris khususnya di sekolah dasar.
Kenyataan di lapangan, dalam hal ini yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri 1 Adikarso yang berada di Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, pembelajaran bahasa Inggris pun telah mendapat perhatian yang serius. Terbukti pembelajaran bahasa Inggris telah diajarkan sejak masuk kelas 1. Akan tetapi yang selama ini berlangsung di kelas kelas bahasa Inggris adalah proses pembelajaran yang masih berorientasi pada penguasaan pengetahuan. Pembelajaran bahasa Inggris seringkali masih disamakan dengan pembelajaran IPA, IPS maupun mata pelajaran lain yang berorientasi pada pengetahuan semata. Padahal seharusnnya pembelajaran bahasa berorientasi keterampilan (skill) yang diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemikiran bahwa pembelajaran bahasa Inggris tidak ada bedanya dengan pembelajaran lain yang beorientasi pengetahuan membuat proses pembelajaran bahasa Inggris cenderung menjadi monoton, hanya terfokus pada penyampaian materi tanpa berpikir pengetahuan tersebut akan termemori dengan baik dan bermanfaat di kemudian hari atau tidak, dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat Brown (1980) bahwa, “Bahasa dipergunakan sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan sesama insan” (Tarigan, 2009: 4). Agar bahasa Inggris yang akan dikuasai siswa dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi atau sarana pergaulan sehari-hari, siswa perlu mendasarinya dengan keterampilan menyimak.
Menurut Depdiknas keterampilan diartikan sebagai ”kecakapan untuk menyelesaikan tugas” (2008: 1505). Sedangkan keterampilan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keterampilan berbahasa, yaitu menyimak. Tarigan (2009) menyebutkan menyimak sebagai suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara yang disampaikan melalui ujaran atau bahasa lisan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahawa keterampilan menyimak adalah kecakapan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi.
Menyimak merupakan landasan pokok belajar bahasa. Melalui menyimak siswa dapat mengenal berbagai konsep, pengetahuan dan informasi. Maka sudah saatnya guru dan siswa memperhatikan keterampilan berbahasa yang satu ini. Hal yang perlu diperhatikan guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi tetapi juga harus memperhatikan bagaimana caranya agar materi tersebut dapat diterima siswa dengan mudah. Agar materi dapat diterima siswa dengan mudah, guru perlu menggunakan metode yang sesuai dengan karakter siswa yang masih senang bermain.
Berdasarkan karakter siswa yang masih senang bermain serta dalam rangka meningkatkan ketermpilan menyimak itulah peneliti berupaya memberikan alternatif penggunakan metode permainan whisper race (bisik berantai) dalam proses belajar mengajar kali ini. Hal ini agar dalam pembelajaran bahasa pun dapat tercipta iklim belajar yang menyenangkan tanpa menghilangkan tujuan pembelajaran bahasa yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dapat tercapai. Dengan pembelajaran yang menyenangkan menggunakan metode permainan whisper race dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso Kecamatan Kebumen.
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Dalam hal ini Piaget membagi tahap perkembangan kognitif manusia menjadi 4 tahap, yaitu: tahap sensorimotorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun), tahap praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap konkret-operasional (usia 7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas) (Desmita, 2009: 101). Menurut data keadaan siswa, usia rata-rata kelas IV yaitu 8-10 tahun.
Berdasarkan fase perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget bahwa usia 8-10 tahun termasuk fase konkret-operasional. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk yang berbeda, sehingga dalam rangka meningkatkan keterampilan menyimak ini peneliti berupaya memberikan alternatif penggunakan metode permainan whisper race (bisik berantai) dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakter siswa kelas IV yang sudah berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret.
Sumantri dan Permana (2001) menyatakan bahwa metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar sehingga tercapai prestasi belajar siswa yang memuaskan. Selanjutnya Sadiman (1996) menjelaskan bahwa “Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan kegiatan atau perbuatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan (bermain) dan untuk melatih keterampilan berbahasa dengan mengikuti aturan-aturan tertentu.
Dalam melakukan permainan whisper race ini siswa yang telah terbagi dalam satu tim harus berdiri berbaris. Siswa yang berdiri di baris paling belakang diberi daftar kosakata. Siswa yang berdiri di urutan paling belakang kemudian diberi waktu untuk membaca kata-kata yang ada didaftarnya, untuk kemudian berbisik kepada teman di depannya sesuai kosa kata dalam daftar. Kegiatan berbisik ini berlangsung secara berurutan hingga sampai pada siswa terakhir dalam tim, yaitu siswa yang berdiri di urutan paling depan. Selanjutnya siswa yang terakhir dibisiki tersebut harus melingkari kata/kalimat dalam daftar yang diberikan oleh guru tadi sesuai dengan apa yang didengarnya. Daftar kata/kalimat yang telah dilingkari siswa kemudian dibandingkan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Bagi kelompok yang paling tepat melingkari
daftar kata tersebut akan diberikan reward sehingga siswa jadi lebih termotivasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah penggunaan metode permainan whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris?; 2) Apakah penggunaan metode permainan whisper race dapat meningkatan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso?. Sesuai latar belakang serta rumusan masalah tersebut, secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso Kecamatan Kebumen, sedangkan tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang: 1) Metode permainan whisper race yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris, 2) Kefektifan metode permainan whisper race dalam peningkatkan keterampilan menyimak bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 1 Adikarso.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Download Jurnal - Metode Permainan Whisper Race Dalam Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris
Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Metode Permainan Whisper Race Dalam Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Inggris, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Bahasa Inggris
Download Contoh Jurnal Tentang Metode Pembelajaran