-->

Jurnal - Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai Jurnal - Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal. Silahkan disimak!

Abstract: Aplication Of The Index Card Match Methods To Improve The Liveliness Of Social Sciences Learning Elementary Social Studies IV Grade. This research aimed to: describe the process of learning, active learning in the social Studies. The research was conducted in three cycles. Subjects of this study is the IV graders of Elementary School 1 Petanahan, which has 21 students. Data sources came from teachers , students and researchers. Data collection techniques using observation, documentation and testing. The validity of data using triangulation techniques and other methods. Analysis of the data used by the qualitative and quantitative analysis. The results showed that the application of the index card match model methods, can improve the liveliness student in the IV grades social sciences learning.
Keywords: Index Card Match,liveliness, Social Studies

Abstrak: Penerapan Metode Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD. Penelitian ini bertujuan: mendeskripsikan proses pembelajaran, keaktifan dalam pembelajaran IPS. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Petanahan yang berjumlah 21 siswa. Sumber data berasal dari siswa, teman sejawat dan peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan metode index card match, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV.
Kata Kunci: Index Card Match, Keaktifan, IPS.


PENDAHULUAN

Indonesia menghadapi banyak masalah dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi dalam bidang pendidikan adalah lemahnya pembelajaan di sekolah-sekolah. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampu-an berpikir dan berperan secara aktif. Pembelajaran diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menerima dan menghafal informasi yang diperolehnya. Fakta ini berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPS.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu social seperti sosiologi, sejarah , geografi, ekonomi, politik, hokum, dan budaya”. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang studi yang merupakan perpaduan atau fusi dari berbagai mata pelajaran seperti ilmu bumi, ekonomi-politik, sejarah, dan antropologi. IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Melalui pengajaran IPS para siswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya.

IPS merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan atau memadukan konsep-konsep terpilih dari beberapa disiplin ilmu sosial dan humaniora yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan yaitu dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis siswa terhadap kondisi sosial masyarakat ketika memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

IPS di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang pelaksanaannya terpadu. Untuk itu, perlu keaktifan siswa dalam pembelajaran agar siswa mengalami sendiri dan tidak mudah lupa terhadap materi-materi IPS yang terkenal banyak hafalannya. Keaktifan dalam pembelajaran IPS adalah suatu sikap yang dimiliki siswa yang meliputi fisik, mental emosional dan intelektual sebagai implikasi dari informasi atau pengetahuan yang diperolehnya melalui proses belajar Ilmu Pengeahuan Sosial (IPS). Kegiatan fisik misalnya membaca, dapat mencari pasangan (dari kartu soal dan kartu jawaban yang diperoleh masing- masing siswa). Sedangakan kegiatan mental (psikish) misalnya siswa dapat mengingat kembali isi pelajaran sebelumnya, dapat menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam pengetahuan yang dihadapai. Keterlibatan siswa dalam emosional dan inteletual terjadi pada waktu kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan.

Upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga siswa akan berperan secara aktif pada proses pembelajaran sehingga nantinya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk itu perlu disadari bahwa dalam melaksanakan pembelajaran perlu diupayakan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman terhadap materi yang diberikan.

Fakta di lapangan, dalam pembelajaran IPS kelas IV, karena keterbatasan waktu yang tersedia guru melakukan pembelajaran melalui metode ceramah kemudian latihan soal dan siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa melakukan aktivitas sehingga siswa bersikap pasif. Pembelajaran semacam ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif sehingga menyebabkan pengetahuan yang diterima siswa hanya dari guru. Dengan kondisi siswa yang pasif menyebabkan materi pelajaran yang dipelajari siswa tidak berkesan atau tidak membekas pada diri siswa, sehingga pembelajaran tersebut tidak menghasilkan hasil belajar yang baik.

Penulis melakukan pengamatan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dari kegiatan tersebut hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif. Itupun siswa yang terkenal pandai di kelasnya. Selain itu juga melakukan wawancara sederhana dengan siswa kelas IV tentang proses pembelajaran yang dilakukan selama ini. Jawabannya: IPS bersifat hafalan yang membosankan, tidak menarik dan berbagai alasan lain yang bermuara pada rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar. Model pembelajaran kooperatif terdiria atas berbagai macam tipe antara lain STAD, Jigsaw, dan structural. Untuk tipe structural terdiri dari berbagai macam metode. Salah satunya adalah metode index card match. Jadi, Index Card Match, adalah salah satu jenis metode pendukung dalam model pembelajaran kooperatif. Metode Index Card Match merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan karena menerapkan cara belajar sambil bermain yang membuat siswa tidak bosan atau jenuh serta dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Index Card Match adalah metode pembelajaran yang penggunaannya dengan cara memasangkan kartu-kartu tentang materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Kartu tersebut sebagian berisi jawaban dan sebagian berisi soal. Metode pembelajaran ini dilaksanakan secara berpasangan. Dengan cara ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak akan merasa bosan, dan pembelajaran yang di berikan dapat diterima oleh siswa dengan baik sehingga hasil belajar akan meningkat.

Berdasarkan kenyataan di lapangan mengenai pembelajaran IPS yang masih pasifnya sikap siswa dalam proses pembelajaran serta penyampaian yang hanya bersifat meneriama dan sementara saja, sehingga menghasilkan produk atau hasil belajar yang kurang, kiranya faktor penerapan metode dalam pembelajaran merupakan faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan pemilihan metode yang tepat dan inovatif, dalam hal ini metode Index Card Match atau mencari pasangan kartu index, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

Menurut Suprijono (2011) Index Card Match adalah metode mencari pasangan kartu. Metode ini cukup menyenangkan untuk digunakan dalam mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya atau materi baru yang sedang diajarkan. Hal ini karena siswa siswa dapat belajar sambil bermain. Metode Index Card Match dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Metode Index card Match juga cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Menurut Hamruni (2011) Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Hal ini memberi kesempatan pada siswa untuk berpasangan dan memainkan kuis dalam hal ini kartu berisi jawaban dan berisi soal kepada kawan sekelas. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Index card match adalah salah satu metode pendukung dalam pembelajaran kooperatif karena melibatkan siswa secara berpasangan yaitu dengan cara mencari pasangan kartu index yang diterima masing-masing siswa, dimana kartu tersebut sebagian berisi jawaban dan sebagian lagi berisi soal. Metode pembelajaran ini tepat digunakan untuk mengaktifkan siswa serta mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Tujuan index card match adalah dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, metode ini juga bertujuan untuk menjadikan belajar tepat dengan cara meninjau ulang apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau (review) oleh peserta didik mungkin disimpan lima kali lebih kuat dari materi yang tidak ditinjau. Dengan demikian, peserta diddik akan merasa lebih yakin dan mantap dengan materi yang telah dipelajari.

Untuk langkah-langkah pembelajaran index card match meliputi (1) Membuat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada didalam kelas,(2) Bagi potongan-potongan kertas tersebut menjadi dua bagian, (3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan pada satu bagian kertas tersebut. Setiap kertas berisi satu pertanyaan, (4) Tulis jawaban pada satu bagian kertas lainya berdasarkan pertanyaan yang telah ditulis. Satu kertas berisi satu jawaban, (5) Kocoklah potongan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban tersebut sehingga menjadi tercampur. (6) Bagilah potongan-potongan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban tadi pada seluruh siswa yang ada di dalam kelas. Satu siswa mendapatkan satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separoh peserta didik akan mendapatkan soal dan separoh siswa akan mendapatkan jawaban. (7) Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain, (8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasanganya, (9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Metode ini dapat ditempuh untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar karena melibatkan siswa secara kolaboratif. Aktifitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif. Kemampuan mengajar melalui aktifitas kerja kolaboratif dalam kelompok kecil akan memungkinkan untuk memproporsikan belajar aktif dengan cara khusus (Mel Silbermen 2009:10). Dalam pembelajaran IPS, metode index card match (mencari pasangan kartu) mengarah pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa serta merupakan salah satu metode yang baik digunakan untuk mengingat pelajaran, utamanya adalah pelajaran IPS yang cukup banyak materi hafalannya. Penggunaan metode index card match dalam pembelajaran IPS dapat menghidupkan suasana pembelajaran dan menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dan sesama, mengingat bahwa inti dari pembelajaran IPS adalah manusia dan lingkungan.

Penerapan metode index card match tidak hanya dapat mengaktifkan siswa sebagai subjek sekaligus objek pembelajaran tetapi juga mampu memicu kreativitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS. Guru perlu memahami materi dan mempersiapkan instrumen yang tepat bagi siswa dalam pelakasanaan index card match sehingga guru tidak hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber belajar tetapi kemampuan merancang media berupa kartu-kartu pembelajaran sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode index card match dapat diterapkan dan berlangsung dengan lancar. Jadi, dengan menerap-kan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan metode index card match dalam meningkatkan keaktifan pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Petanahan tahun ajaran 2012/2013?; (2) Apa kendala dan solusi metode index card match dalam meningkatkan keaktifan pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Petanahan tahun ajaran 2012/2013?

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)Mendeskripsikan pelaksanaan metode index card match dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD, (2) mendiskripsikan kendala dan solusi penerapan metode index card match dalam meningkatkan kektifan siswa pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD.

#  #  #  #  #  #  #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Tentang Metode Pembelajaran