-->

Jurnal - Penerapan Model Mind Map Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai Jurnal - Penerapan Model Mind Map Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal. Silahkan disimak!

Abstract: The application mind map model in increasing for the studyi result of Civic for the fourth grade elementary school. This research aimed to describe the steps of mind map model, problems, and solutions that model in increasing for studying result of Civis. Research carried out in three cycles with every cycle consist for planning, action, observation, and reflection. Subject of this research were elementary school students in fourth grade 2 Jintung totaling 26 students.The source data came from the teacher, student, observer, and documents Data collection techniques are observation, interviews,documentation and tests. Analysis of the data used by the qualitative and quantitative analysis. In the pre-action percentage of student thoroughness 0%, after performed the action in the first cycle percentage of student thoroughness increased to 81%, in the second cycle increased to 85% and the third cycle increased to 92%.The results showed that the application of the mind map model, can to increase studying result of Civics in the fourth grade students elementary school. Keywords: Mind Map, Studying Result, Civics

Abstrak: Penerapan Model Mind Map dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah model mind map dan untuk mendeskripsikan kendala serta solusi model tersebut dalam peningkatan hasil belajar PKn. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Jintung yang berjumlah 30 siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa, observer, dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada pratindakan persentase ketuntasan siswa 0%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 81%, pada siklus II meningkat menjadi 85% dan siklus III meningkat kembali menjadi 92%. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan model mind map, dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV sekolah dasar. Kata Kunci: Mind Map, Hasil Belajar, PKn.


PENDAHULUAN

Pada era globalisasi akhir-akhir ini kemajuan pengetahuan dan teknologi terasa sangat pesat dan cepat. Manusia akan terus menghadapi dan mengalami berbagai perubahan dalam perkembangan tata nilai kehidupan maupun cara hidup dan penghidupannya. Perubahan dan perkembangan ini dipacu oleh arus informasi yang kompleks dan hampir tidak ada batasan waktu dan ruang. Secara langsung maupun tidak langsung manusia akan mengalami dampak positif maupun negatif dari kemajuan pengetahuan dan teknologi tersebut. Dari hari ke hari manusia tidak akan lepas dari berbagai masalah, hambatan, dan tantangan. Untuk mengantisipasi masalah, hambatan, dan tantangan pada zaman modern ini, perlu terus ditingkatkan sumber daya manusia yang handal, terampil, dan bermoral tinggi. Sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal, pendidikan nonformal, maupun pendidikan informal.

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting penentu keberhasilan pembangunan nasional dan merupakan sarana yang penting bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia yang merupakan usaha dan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, secara otomatis diperlukan adanya proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran agar berhasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan, tentunya proses pembelajaran tidak hanya sebatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan juga aspek-aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang selalu berubah dan berkembang. Di samping penguasaan materi yang memadai, dalam kegiatan mengajar guru harus dapat membina dan mengembangkan minat peserta didik, menciptakan suasana interaktif edukatif yang serasi, ketepatan penggunaan metode, pemahaman perkembangan peserta didik dan karakteristiknya, serta penggunaan media/alat peraga merupakan faktor yang dapat menjadi penentu keberhasilan proses pembelajaran yang nantinya dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar. Hasil belajar tersebut digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Salah satu program mata pelajaran pada jenjang sekolah dasar adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut Wahab dan Sapriya (2011: 316) mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah bidang kajian yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan yang bersifat interdisipliner/multidisipliner/multidimensional. Pada pembelajaran PKn siswa diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI) yang demokratis, bertanggungjawab, dan warga dunia yang cinta damai. PKn sangatlah penting untuk diajarkan di sekolah dasar dan pembelajaran yang dilaksanakan harus menjadi pembelajaran yang bermakna, dimana pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri dan keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator.

Fakta di lapangan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama pada pemahaman konsep, gagasan serta ide mengenai PKn. Dalam penyampaian mata pelajaran PKn para guru lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru belum mengenal model dan metode pembelajaran yang inovatif. Sehingga dalam pembelajaran PKn, model mengajar guru terkesan monoton. Akibatnya siswa merasa bosan saat pelajaran PKn karena setiap pelajaran berlangsung siswa hanya disuruh mendengarkan ceramah guru, kemudian mencatat pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas guru. Hal seperti demikian menyebabkan siswa cenderung pasif dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Sehingga pada saat akan ulangan harian mereka harus membaca materi dari awal sampai akhir yang begitu banyak dan sulit dipahami siswa dalam waktu yang singkat. Hal ini dikarenakan siswa kurang aktif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya berdampak pada hasil belajar mereka rendah.

Model mind map merupakan peta konsep yang memungkinkan peserta didik menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Hal ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan. Dalam proses pembelajarannya siswa diajak ikut aktif merangkum materi pelajaran yang telah diajarkan dengan membuat peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep ini, anak diajarkan untuk kreatif menggunakan warna, menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan materi dan kehendak siswa. Dengan mind map, daftar materi pelajaran yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Sehingga jika akan ulangan semester mereka cukup mengingat materi pelajaran melalui peta konsep yang telah mereka buat sendiri. Maka dari itu dengan menerapkan model mind map diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn.

Alamsyah (2009: 20) berpendapat bahwa, “Sistem peta pikiran atau mind map adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak”. Menurut Buzan (2003) mengemukakan bahwa Mind map adalah cara mudah menggali informasi dari dalam otak yang merupakan cara baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh dengan membuat catatan yang tidak membosankan untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek (Redjeki , 2007: 4). Dijelaskan juga oleh Buzan (2005) mind map adalah bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang bekerja selaras dengan otak untuk memudahkan mengingat. Mind map menggunakaan warna dengan gambar-gambar untuk membantu membangunkan imajinasi (Purwoko, 2007: 20). Berdasarkan ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mind map merupakan suatu teknik visual dalam bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan, alternatif pikiran keseluruhan otak yang dapat menyelaraskan proses belajar dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi.

Untuk membuat mind map menurut Alamsyah terlebih dahulu harus menyiapkan bahan-bahan: (1) Kertas, bisa menggunakan kertas putih atau yang polos dan sebaiknya kertas berukuran A4; (2) Pensil warna atau spidol, agar dapat memvisualisasikan ide-ide; (3) Imaginasi, (4) Otak manusia sendiri (2009: 24). Sedangkan menurut Buzan (2005) cara menggambar mind map ingatan yaitu: (1) Mengambil selembar kertas putih polos; (2) Mengambil beberapa spidol warna cerah; (3) Menggambar sebuah gambar di tengah halaman yang berhubungan dengan apa yang telah dilakukan dengan huruf-huruf yang besar; (4) Memilih sebuah warna dan menggambar sebuah cabang utama yang memancar dari gambar pusat kemudian menebalkan gambar cabang yang menempel ke gambar pusat lalu semakin menipis kea rah ujungnya; (5) Biarkan otak berpikir tentang gagasan-gagasan untuk mengembangkan cabang-cabang utama; (6) Semakin banyak gagasan yang muncul, semakin banyak cabang ke subtopik (Purwoko, 2007: 20).

Langkah-langkah pembelajaran model mind map menurut Buzan (1993) terdapat 4 langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) Overview: Tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai; (2) Preview: Tinjauan awal yang merupakan lanjutan dari overviewP; (3) Inview: Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran; (4) Review: Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari yang bahan telah diajarkan (Yoga, 2007: 8-10). Sementara itu untuk mengaplikasikan mind map dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, ada 4 tahap yang harus dilakukan yaitu: (1) Tahap persiapan; (2) Tahap pendahuluan; (3) Tahap transisi; dan (4) Tahap implementasi; (Yoga, 2007: 11-12).

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran model mind map yaitu: (1) Tahap persiapan, guru mengkondisikan siswa kemudian menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (2) Tahap pelaksanaan, meliputi overview (tinjauan menyeluruh) penyampaian materi pokok pelajaran yang akan dipelajari, preview (tinjauan awal) memperhatikan konsep materi yang diajarkan melalui mind map dituangkan dalam bentuk media, inview (tinjauan mendalam) proses belajar berlangsung dengan membahas materi secara detail dan rinci, review (tinjauan ulang) meninjau hal-hal penting dari materi dan perlu diingat oleh siswa dan memberi kebermaknaan dengan menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari; (3) Kesimpulan atau penutup.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah penerapan model mind map dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 2 Jintung tahun ajaran 2012/2013? (2) Apakah kendala dan solusi penerapan model mind map dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 2 Jintung tahun ajaran 2012/2013?

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 2 Jintung tahun 2012/2013 dengan menerapkan model mind map. (2) Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model mind map dalam peningkatan hasil belajar PK siswa kelas IV SD Negeri 2 Jintung tahun 2012/2013.

#  #  #  #  #  #  #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penerapan Model Mind Map Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn

Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Penerapan Model Mind Map Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran