-->

Jurnal - Penerapan Teknik Formasi Regu Tembak Dalam Peningkatan Pembelajaran Pecahan

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai contoh jurnal pendidikan, penelitian maupun ilmiah tentang Jurnal - Penerapan Teknik Formasi Regu Tembak Dalam Peningkatan Pembelajaran Pecahan, yang dapat kalian download dalam bentuk word (doc) maupun pdf dan dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal. Silahkan disimak!

Abstract: The implementation of Formation Team Shoot Technical in Improving Mathematics Learning V Grade in Elementary School. The purpose of this research is to improve the learning of mathematics in elementary schools with Team Shoot Formation techniq. This research is a classroom action research (CAR) conducted in three (3) cycle consisting of planning, implementation, observation, and reflection. Research subjects were of V grade students SD Negeri 3 Kaliwinasuh in academic year 2012/2013, amounting to 26 students. Source data from this study were students, teacher and peers. Validity using a triangulation of data collection techniques and data sources. Data analysis is the analysis of quantitative and qualitative analysis. The results show that the application of Shoot Team Formation techniques can be improve the math learning.
Keywords: Formation Team Shoot, Learning, Mathematics

Abstrak: Penerapan Teknik Formasi Regu Tembak dalam Pembelajaran Matematika di SD. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pembelajaran matematika di SD dengan Teknik Formasi Regu Tembak. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Kaliwinasuh tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa, guru kelas V dan teman sejawat. Validitasnya menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data dan sumber data. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan Teknik Formasi Regu Tembak dapat meningkatkan pembelajaran pecahan pada mata pelajaran matematika.
Kata Kunci: Teknik Formasi Regu Tembak, Pembelajaran, Matematika


PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan ini mengharapkan setiap individu dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Upaya mencapai tujuan pendidikan di tingkat sekolah dasar tercermin melalui berbagai kegiatan. Akan tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut masih terhalang oleh berbagai kendala, seperti sumber daya manusia penyelenggaraan pendidikan maupun pendidik, sarana prasarana, ataupun kemampuan sosial ekonomi negara dan masyarakat. Akibatnya, hasil dari pendidikan masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Sekarang ini di sekolah dasar masih
banyak ditemui guru yang mengajar hanya menggunakan metode ceramah ataupun konvensional. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar menjadi pasif. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran sehingga pembelajaran kurang maksimal. Hampir semua mata pelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, termasuk juga dalam pembelajaran matematika yang identik dengan pelajaran yang sulit. Kenyataan yang ada saat ini, pada pelaksanaan pembelajaran matematika di SDN 3 Kaliwinasuh belum maksimal sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Saat pembelajaran matematika, teknik pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini cenderung hanya membahas teori sedangkan masalah nyata (melalui soal cerita) justru hanya diajarkan pada akhir pokok bahasan sebagai penerapan konsep. Pembelajaran yang dilaksanakan juga masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sangat sulit apabila diminta untuk menyampaikan pendapatnya, karena mereka kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapatnya dihapan guru dan teman sekelasnya. Hal tersebut terjadi karena guru kurang memberikan ruang gerak dan kebebasan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Pembelajaran yang monoton dimana guru menerangkan pelajaran kemudian siswa mengerjakan tugas yang terjadi secara berulang-ulang ini juga membuat siswa menjadi kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi lebih cepat bosan sehingga mereka mengikuti pembelajaran dengan perasaan yang terpaksa dan akhirnya materi pelajaran yang mereka dapatkan kurang maksimal.

Pelajaran matematika identik dengan mata pelajaran yang sulit. Hal tersebut karena selain dituntut untuk menghafalkan rumus, siswa juga harus dapat menerapkan rumus tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan oleh guru. Sebagian besar siswa kelas V SDN 3 Kaliwinasuh tidak menyukai matematika karena sebelum pembelajaran dimulai, persepsi mereka terhadap matematika sudah cukup membuat mereka merasa malas untuk mengikuti pembelajaran. Mereka menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, terlalu banyak rumus, membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam matematika dan membutuhkan ketelitian yang baik.

Persepsi siswa tersebut diperkuat dengan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang masih konvensional yang justru membuat siswa bertambah malas dan tidak bersemangat mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya sebagian besar siswa pada waktu kegiatan pembelajaran bermain sendiri; tugas-tugas jarang dikerjakan dengan berbagai alasan; buku-buku matematika jarang dibaca; malas mengamati sesuatu guna menambah pengetahuan; jika siswa belum jelas tidak bertanya pada guru; tugas yang diberikan guru jarang diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan; persaingan antar siswa masih jarang tampak; jarang mencari perhatian dari guru maupun siswa lain dengan bertanya atau mengeluarkan pendapat baik pribadi maupun kelompok.

Rendahnya semangat dan keinginan siswa dalam mempelajari matematika berimplikasi pada rendahnya pembelajaran matematika di SDN 3 Kaliwinasuh. Materi yang paling sulit untuk dipahami oleh siswa menurut guru kelas V SDN 3 Kaliwinasuh yaitu materi tentang pecahan. Nilai siswa kelas V semester II tahun ajaran 2011/2012 pada materi pecahan mata pelajaran matematika yang sudah mencapai KKM hanya 35% atau sekitar 7 siswa dari 20 siswa kelas V tahun ajaran 2011/2012 dengan KKM=50. Selain faktor semangat dan keinginan dari siswa, guru kelas V SDN 3 Kaliwinasuh mengakui faktor utama yang mempengaruhi penyebab rendahnya pembelajaran matematika, yaitu teknik pembelajaran yang digunakan guru belum inovatif, sehingga kurang efektif dalam meningkatkan pembelajaran matematika pada siswa kelas V SDN 3 Kaliwinasuh.

Berdasarkan observasi sementara, diketahui pula bahwa siswa tidak atau kurang paham terhadap materi yang disampaikan guru namun mereka takut untuk bertanya. Kurangnya pemahaman siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama faktor guru yang melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan media karena keterbatasan keterampilan yang dimilikinya. Berdasarkan kurikulum matematika sekolah dasar, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit, untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Permasalahan yang ada di sekolah dasar sangatlah kompleks. Hal ini karena siswa usia sekolah dasar sedang mengalami perkembangan secara holistik.

Perkembangan holistik ini mengandung arti bahwa siswa sekolah dasar sedang mengalami perkembangan dimana semua aspek berkembang secara bersama-sama dan menyeluruh. Guru seharusnya mengerti dan memahami masalah yang dihadapi siswanya sehingga guru dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat terhadap masalah yang dihadapi siswanya dalam mengikuti pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi matematika dan menentukan teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang penting agar materi matematika menarik, tidak membosankan, menyenangkan, dan mudah di pahami oleh siswa. Oleh karena
itu, diperlukan suatu teknik pembelajaran yang demokratis serta kreatif, dimana siswa secara langsung terlibat dalam pembelajaran baik sebagai objek maupun subjek pembelajaran.

Pendidikan yang masih menekankan pada teknik pembelajaran konvensional yang kurang pas sebaiknya diganti walaupun membutuhkan waktu untuk mengkondisikan kembali. Situasi guru mengajar diganti dengan situasi siswa belajar, kegiatan pembelajaran diawali dari pengalaman guru diganti dengan pengalaman siswa yang berkenaan dengan masalah yang sering dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru hendaknya dapat menjadi fasilitator belajar siswa, dan dapat menjadikan siswa sebagai subjek belajar. Pengalaman-pengalaman siswa dimanfaatkan untuk mengembangkan konsep-konsep matematika yang memang terus berkembang.

Salah satu tugas utama guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa, antara lain dengan menerapkan teknik pembelajaran inovatif dalam setiap pembelajaran. Teknik pembelajaran yang dirasa sangat baik untuk pembelajaran matematika adalah dengan menerapkan Teknik Formasi Regu Tembak agar pembelajaran matematika dapat meningkat. Teknik Formasi Regu Tembak ini tepat digunakan karena Teknik Formasi Regu Tembak ini dapat membuat siswa mampu bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok regu tembak.

Teknik Formasi Regu Tembak juga dapat melatih siswa untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman dalam kelompoknya sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Siswa juga dapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan bertanya kepada teman/guru serta menanggapi pertanyaan dari teman/guru. Hal tersebut dapat digunakan oleh siswa untuk saling bertukar informasi satu sama lain sehingga akan terbangun
kondisi kelas yang aktif. Selain itu Teknik Formasi Regu Tembak ini juga dapat memacu siswa untuk bersaing secara sehat, karena siswa saling berusaha untuk memecahkan soal yang ditembakkan oleh temannya. Selain itu, dengan Teknik Formasi Regu Tembak siswa juga dapat menguji/melatih satu sama lain dan dapat menggunakan media yang dibuat oleh guru pada saat tembak dan jawab soal. Oleh karena itu, Teknik Formasi Regu Tembak akan dapat membuat pembelajaran erpusat pada siswa dan tidak mudah terlupakan.

Langkah-langkah pembelajaran dengan teknik Formasi Regu Tembak ini menggunakan media kartu yang berisi soal untuk ditembakan ke siswa yang ada dihadapannya. Siswa dibagi ke dalam dua regu tembak yang saling berhadapan kemudian regu penembak mempunyai tugas menembakan soal yang ada pada kartu soal kepada siswa yang duduk dihadapannya yang menjadi regu yang ditembak. Peraturan dalam pelaksanaan Teknik Formasi Regu Tembak ini yaitu siswa harus menjawab semua soal yang ditembakan kepadanya secara tertulis. Setelah siswa selesai menjawab semua soal yang ditembakan maka langkah yang selanjutnya yaitu siswa bersama guru mengadakan analisis terhadap hasil jawaban siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah penerapan Teknik Formasi Regu Tembak dapat meningkatkan pembelajaran pecahan pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar?

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pembelajaran pecahan pada mata pelajaran matematika di sekolah dasar.

# # # # # # #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penerapan Teknik Formasi Regu Tembak Dalam Peningkatan Pembelajaran Pecahan

Sekian artikel mengenai Jurnal - Penerapan Teknik Formasi Regu Tembak Dalam Peningkatan Pembelajaran Pecahan, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Matematika