-->

Jurnal - Penggunaan Model Role Playing Untuk Peningkatan Pembelajaran Bilangan Bulat

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai contoh jurnal pendidikan, penelitian maupun ilmiah tentang Jurnal - Penggunaan Model Role Playing Untuk Peningkatan Pembelajaran Bilangan Bulat, yang dapat kalian download dalam bentuk word (doc) maupun pdf dan dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal. Silahkan disimak!

Abstract: The using of Role Playing Model for Improving Mathematic Learning at Fourth Grade Student Elementary School 1 Lundong. The purpose of this research was to describe the using of Role Playing model for improving math learning about Integer and find problems with solutions. This research used Classroom Action Research technique. The research was conducted in three cycles, with each cycle consisting the planning, implementation, observation, and reflection. Data was collected by observation, questionnaire, and test. The validity of data used triangulation technique and source method. The results showed that: the using of Role Playing model can improve math learning about Integer at fourth grade students elementary school 1 Lundong.
Keywords: Role Playing Model, Integer, Learning

Abstrak: Penggunaan Model Role Playing untuk Peningkatan Pembelajaran Matematika bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Lundong. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan model Role Playing dalam meningkatkan pembelajaran matematika tentang bilangan bulat dan menemukan kendala serta solusi. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dengan observasi, angket, dan tes. Validitas data menggunakan metode triangulasi teknik dan sumber. Hasil menunjukkan bahwa: penggunaan model Role Playing dapat meningkatkan pembelajaran bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Lundong.
Kata Kunci: Model Role Playing, Bilangan Bulat, Pembelajaran


PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu deduktif, abstrak, dan bahasa simbol yang padat arti. Berdasarkan usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Pembelajaran matematika yang abstrak, perlu dikaji menggunakan objek yang konkret dengan memperhatikan kemampuan guru menggunakan strategi pembelajaran. Setiap konsep abstrak yang baru dipahami siswa perlu adanya penguatan agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Oleh karena itu, pembelajaran matematika sangat memerlukan keaktifan siswa dalam upaya menemukan dan menguasai berbagai pengetahuan, konsep, dan kesimpulan. Siswa aktif mengalami sendiri tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta. Jika hanya menghafal, siswa akan mudah melupakan materi yang dihafalkan karena kurang adanya pemahaman sedangkan apabila siswa aktif mengalami sendiri maka pembelajaran menjadi lebih bermakna, siswa belajar me-mahami apa saja yang sudah diperolehnya dan mengaitkannya dengan keadaan lain sehingga apa yang sudah dipelajari anak menjadi lebih dimengerti.

Selain itu, siswa berusaha sendiri mencari pemecahan masalah dan pengetahuan yang menyertainya sehingga mereka akan mendapatkan suatu pengalaman konkret untuk memecahkan masalah-masalah serupa karena pengalaman tersebut akan memberikan makna tersendiri bagi siswa. Hal ini sesuai dengan teori belajar bermakna Ausubel yang menyatakan bahwa belajar menjadi bermakna (meaningful) bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya (Wahyudi, 2008: 19).

Berdasarkan hasil pengamatan saat pembelajaran, masalah yang dihadapi siswa adalah kurangnya penguasaan konsep tentang bilangan bulat sehingga hasil belajar siswa masih kurang serta kurangnya penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Sebagian besar siswa masih bingung dan kurang memahami materi bilangan bulat. Bahkan ada sebagian siswa yang menggunakan hafalan untuk menyelesaikan soal. Padahal yang diharapkan minimal 85% siswa harus dapat mencapai ketuntasan belajar. Strategi yang digunakan guru kurang memotivasi siswa untuk belajar, guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan mampu memberikan pengalaman yang bermakna.

Menurut Piaget, anak kelas IV berada pada tahap operasional konkret dengan ciri-ciri bahwa kemampuan berpikir logis muncul, dapat berpikir sistematis untuk mencapai pemecahan masalah bersifat konkret” (Sumantri dan Syaodih, 2003: 1.15). Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2011: 328) Role Playing merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok sosial. Aunurrahman (2009) menyatakan bahwa, “Model Role Playing dirancang khusus untuk membantu siswa mempelajari nilai-nilai sosial dan moral dan pencerminannya dalam perilaku” (hlm. 155).

Menurut Uno (2011: 26), “Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok”. Berdasarkan beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa Role Playing adalah suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial, mempelajari nilai-nilai sosial dan moral serta pencerminannya dalam perilaku memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Shaftels berpendapat ada sembilan langkah Role Playing yaitu: (1) memanaskan suasana kelompok, (2) memilih partisipan, (3) mengatur setting tempat kejadian, (4) menyiapkan peneliti, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) memerankan kembali, (8) berdiskusi dan mengevaluasi, (9) saling berbagi dan mengembangkan pengalaman (Joyce, dkk., 2011: 332).

Selanjutnya menurut Uno (2011: 26) prosedur bermain peran ada sembilan langkah, yaitu: (1) pemanasan (2) memilih partisipan, (3) menyiapkan pengamat, (4) menata panggung, (5) memainkan peran, (6) diskusi dan evaluasi, (7) memainkan peran ulang, (8) diskusi dan evaluasi kedua, (9) berbagai pengalaman dan kesimpulan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah penggunaan Role Playing ada sembilan, yaitu: (1) pemanasan/membangkitkan semangat kelompok, (2) pemilihan partisipan/ peserta, (3) memilih dan mengatur arena panggung, (4) menyiapkan pengamat, (5)
memainkan peran, (6) diskusi dan evaluasi, (7) memerankan kembali, (8) berdiskusi dan evaluasi kedua, (9) saling berbagi pengalaman dan melakukan generalisasi.

Penggunaan model Role Playing diharapkan dapat memberikan motivasi dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan dan sikapnya dalam memecahkan masalah secara bersama-sama. Siswa berkelompok untuk memerankan sebagai bilangan, seorang pemeran, dan pengamat dalam memecahkan soal bilangan bulat. Siswa aktif dalam pembelajaran sehingga pengalaman yang diperoleh secara langsung menjadi kesan yang tidak akan mudah dilupakan dan menjadi konsep yang mengendap dalam memori siswa. Diharapkan adanya pemahaman konsep, hasil belajar siswa tentang bilangan bulat dengan menggunakan model Role Playing dapat meningkat dan mencapai target keberhasilan 85%.

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang muncul yaitu : (1) bagaimana penggunaan model Role Playing untuk peningkatan pembelajaran bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Lundong tahun ajaran 2012/2013, (2) apa kendala dan so-lusi penggunaan model Role Playing untuk peningkatan pembelajaran bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Lundong tahun ajaran 2012/2013.

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan penggunaan model Role Playing untuk peningkatan pembelajaran bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Lundong tahun ajaran 2012/2013, (2) menemukan kendala dan solusi penggunaan model Role Playing untuk peningkatan pembelajaran bilangan bulat bagi siswa kelas IV SDN 1 Lundong tahun ajaran 2012/2013.

# # # # # # #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penggunaan Model Role Playing Untuk Peningkatan Pembelajaran Bilangan Bulat

Sekian artikel mengenai Jurnal - Penggunaan Model Role Playing Untuk Peningkatan Pembelajaran Bilangan Bulat, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Matematika
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran