Abstract: Applying Of Approach of Quantum Teaching in Science Learning in V grade State Elementary School 2 Jogomertan The aims of this research is discribing applying of approach of Quantum Teaching in Science learning in V grade Elementary School and improve result learning Science approach of Quantum Teaching in Vgrade Elementary School. This Research is Classroom action research (CAR). Procedure research of class action in the form of planning, execution, perception, and refleksi. Execution of action executed in three cycle, each cycle three meeting. Its result indicate that applying of approach of Quantum Teaching can improve result and learning Science in V grade State Elementary School.
Keyword: Approach Of Quantum Teaching, Study of Sains
Abstrak: Penerapan Pendekatan Quantum Teaching dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar dan meningkatkan hasil belajar IPA melalui pendekatan Quantum Teaching di kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus tiga pertemuan. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar IPA di kelas V Sekolah Dasar.
Kata Kunci: Pendekatan Quantum Teaching, Pembelajaran IPA
Pendahuluan
Berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang bumi dan alam semesta. Melalui pendekatan Quantum Teaching, diharapkan siswa akan meng- alami pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan, bermakna, dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Ciri utama perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat holistik atau terpadu, aspek perkembangan yang satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain.
Karekteristik siswa kelas V SD menurut Dalyono, M (mengutip pendapat Piaget) siswa kelas V SD berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun). Pada fase ini anak dapat berpikir logis mengenai benda-benda konkret. Anak sudah dapat membedakan kata sebagai simbol atau konsep yang terkandung dalam kata (2009: 39).
Karakteristik siswa usia kelas V SD memiliki rasa ingin tahu besar sekali dengan cara berfikir yang kongkrit. Anak sudah bisa berfikir logis secara sistematis untuk dapat memecahkan masalah yang ada, dengan tetap memperhatikan kondisi fisik dan perseptual peserta didik. Siswa kelas V mulai mampu mengatasi masalah yang dihadapinya di lingkungan sekitar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Siswa mulai memahami bahwa belajar juga dapat diperoleh dari alam/lingkungan. Siswa dapat memahami suatu peristiwa hanya melalui gambar yang ditunjukkan. Oleh karena itu, peneliti me- manfaatkan lingkungan sebagai sarana dalam membantu siswa dalam hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Dimyati dan Mudjiono (2009: 250) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental ter-sebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Tujuan pembelajaran IPA menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2007: 105-106) yaitu (1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ber-dasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) Me-ngembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) Mengembangkan ke-terampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) Meningkatkan ke-sadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Ruang lingkup IPA meliputi (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksi-nya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaan, meliputi: cair, padat, dan gas; (3) Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Menurut Sumantri dan Permana (2001: 7) pendekatan merupakan suatu kerangka acuan, suatu filosofis atau juga pendekatan mengenai bagaimana berinteraksi dan bekerja bersama anak (peserta didik). Sedangkan Suharso dan Retnoningsih (2009: 246) mengemukakan bahwa pendekatan adalah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendekatan adalah suatu cara pandang, kerangka acuan dalam upaya penyederhanaan masalah dengan bekerja bersama anak (peserta didik) untuk memudahkan penyelesaiannya. Salah satu pendekatan yang dapat memudahkan siswa dalam bekerja adalah pendekatan Quantum Teaching.
DePorter (2010: 34) mengemukakan bahwa Quantum Teaching yaitu penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching men-ciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang ada di kelas dan menguraikan cara-cara baru yang me-mudahkan proses belajar siswa lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apa pun mata pelajaran yang di ajarkan. Jadi, Pendekatan Quantum Teaching adalah suatu cara pandang baru yang memudahkan proses belajar siswa dengan penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansa yang ada di dalam dan di sekitar situasi lingkungan belajar melalui interaksi yang ada di kelas.
DePorter (2010: 36) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip Quantum Teaching yaitu (1) segalanya berbicara; (2) segalanya bertujuan; (3) pengalaman sebelum pem-berian nama; (4) akui setiap usaha; (5) jika layak dipelajari, layak pula dirayakan.
Lebih lanjut DePorter (2010: 127) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran Quantum Teaching dikenal kerangka rancangan belajar yang disebut TANDUR yang merupakan singkatan dari Tumbuhk-an, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
DePorter (mengutip Magnesen, 1983) mengemukakan bahwa siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan lakukan (2010: 94). Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih mampu memahami materi dengan cara mem-praktekkan kegiatan yang berhubungan dengan materi tersebut disbanding hanya melihat dan membaca.
DePorter (2010: 103) mengemuka-kan bahawa lingkungan dalam Quantum Teaching yang dapat memacu/meningkat-kan minat belajar dan daya ingat siswa, yaitu: (1) ruang kelas; (2) alat bantu; (3) pengaturan bangku; (4) musik.
Pendekatan Quantum Teaching menunjukkan begitu banyak yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan pem-belajaran menggunakan pendekatan Quantum Teaching, mulai dari lingkungan belajar yang mencakup ruang kelas, alat bantu mengajar, pengaturan bangku, dan musik dalam pembelajaran, hingga pembelajaran itu sendiri. Kegiatan pem-belajaran yang dilaksanakan juga ber-pedoman pada asas, prinsip, dan kerangka pembelajaran Quantum Teaching yang disebut TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Semua hal tersebut tentunya disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungan belajar yang ada sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan guna meningkat-kan proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang seperti yang diuraikan di atas maka rumusan masalah dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan pen-dekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan?; (2) Apakah pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan?.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan penerapan pendekatan Quantum Teaching dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 2 Jogomertan; (2) Meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan pendekatan Quantum Teaching di kelas V SDN 2 Jogomertan.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini: Download Link:
Jurnal - Penerapan Pendekatan Quantum Teaching Dalam Pembelajaran Ipa Di Kelas V
Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Penerapan Pendekatan Quantum Teaching Dalam Pembelajaran Ipa Di Kelas V, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Download Contoh Jurnal Tentang Pendekatan Pembelajaran