Abstract: The Using of Mind Map Model in Improving Learning Social Studies Fourth Grade of Elementary School. This research aimed to describe the procedures the mind map model, determine of mind map model can improving social studies learning, and describes the problems and solutions mind map model in the fourth grade elementary school. Research conducted three cycles, each cycle consist of planning, action, observation, and reflection. Subject of this research were elementary school students in fourth grade 2 with 29 students. The data source from document, students, and peers. Data collection techniques are tests, observation, interview techniques, and documentation. Analysis of the data used by the qualitative and quantitative analysis. Percentage of completeness student before action is 0%, after execution of action in the first cycle increased to 41,4%, the second cycle increased to 62,1% and the third cycle increased to 86,2%. The results indicated that the use of the mind map model, can improve learning social studies for the fourth grade elementary school.Keywords: Mind Map, Learning Social Studies
Abstrak: Penggunaan Model Mind Map dalam Peningkatan Pembelajaan IPS Siswa Kelas IV sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur penggunaan model mind map, mengetahui apakah penggunaan model mind map dapat meningkatkan pembelajaran IPS, dan mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan model mind map di kelas IV SD. Penelitian dilaksanakan tiga siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Darmakradenan dengan 29 siswa. Sumber data berasal dari dokumen, siswa, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Persentase ketuntasan siswa sebelum tindakan adalah 0%, setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat menjadi 41,4%, siklus II meningkat menjadi 62,1% dan siklus III meningkat kembali menjadi 86,2%. Hasilnya menunjukkan bahwa Penggunaan model mind map dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas IV sekolah dasar.
Kata Kunci: Mind Map, Pembelajaran IPS.
PENDAHULUAN
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era globalisasi sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan kata lain perkembangan IPTEK yang ada dapat dikuasai, dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik jika dikelola oleh SDM yang berkualitas. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaan SDM. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan. Melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan segera tercapai. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran jenjang pendidikan di Indonesia.
Kegiatan pembelajaran yang dimaksud, menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Hal inilah yang menuntut guru untuk dapat menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, memilih dan menggunakan media pembelajaran, metode mengajar, serta keterampilan menilai perubahan belajar siswa. Kompetensikompetensi tersebut merupakan bagian terpadu bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui pengalaman praktik yang terus menerus.
Salah satu program mata pelajaran pada jenjang sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada pembelajaran IPS siswa diarahkan untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang demokratis, bertanggungjawab, dan warga dunia yang cinta damai. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS menurut Trianto bahwa: Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (2011: 176).
Dari uraian di atas, terlihat bahwa IPS sangatlah penting untuk diajarkan di sekolah. Maka, pembelajaran yang dilaksanakan harus menjadi pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri, keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses belajar mengajar mengenai keadaan sekolah serta peninjauan dari bidang akademik serta non akademik melalui dokumen atau arsip sekolah, diperoleh bahwa keadaan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Darmakradenan khususnya pada siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 kurang antusias dalam pembelajaran IPS. Siswa kelas IV kurang aktif serta banyak menunjukan rasa kebosanan seperti main-main sendiri dan
mengabaikan guru pada saat pembelajaran IPS berlangsung di kelas. Pengamatan awal dan wawancara yang dilakukan kepada siswa dalam pembelajaran IPS didominasi aktivitas guru kemudian penugasan mengerjakan latihan soal pada buku IPS. Media dan metode yang digunakan cenderung kurang bervariasi atau monoton, karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan untuk merangkum dan mengerjakan latihan soal tanpa adanya variasi pembelajaran. Seolah-olah siswa hanya dijadikan objek pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SD Negeri 2 Darmakradenan kelas IV pada pembelajaran IPS belum efektif seperti apa yang diharapkan dan hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi standar minimal yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan buku daftar nilai kelas IV, nilai Ulangan Harian (UH) mata pelajaran IPS KD 1.1 membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana menunjukan bahwa banyak siswa memperoleh nilai mata pelajaran IPS di bawah KKM 63. Dari 29 siswa hanya 6 siswa memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan 23 siswa memperoleh nilai di bawah KKM dengan nilai rata-rata kelas 54,8. Hal ini sangat memprihatinkan karena KKM sekolah mata pelajaran IPS yang tergolong rendah, masih banyak ditemukan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
Siswa kelas IV banyak yang mengalami kesulitan belajar, terutama pada pemahaman konsep, gagasan serta ide mengenai IPS. Anak kelas empat termasuk dalam kisaran umur 9-10 tahun. Berdasarkan tahapan perkembangan Piaget, anak kelas empat berada dalam tahapan operasional konkret. Daya pikir anak sudah mulai berpikir konkret, rasional, objektif, dan memiliki rasa ingin tahu besar sekali tentang sesuatu yang ada disekitar. Anak sudah bisa berpikir logis secara sistematis untuk dapat memecahkan masalah yang ada. Pada tahapan praoperasional memori jangka pendek anak telah berkembang dengan pesat.
Tetapi setelah anak memasuki usia 7 tahun mereka sudah mulai menggunakan memori jangka panjang. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan belajar yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran IPS memerlukan sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam menanamkan konsep materi yang dipelajari agar materi IPS dapat tersimpan dalam otak mereka sebagai memori jangka panjang. Mereka tidak akan cepat lupa pada materi yang telah dipelajari sekaligus menikmati proses belajar yang menyenangkan sejalan dengan perkembangan mereka. Keberhasilan pembelajaran IPS diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan dipengaruhi beberapa faktor antara lain: faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor lingkungan, faktor metode pengajaran, dan faktor lainnya termasuk siswa itu sendiri. Keberhasilan pembelajaran dapat dinilai melalui penilaian proses dan penilaian hasil.
Model pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran IPS. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran IPS dengan materi yang luas dan terkesan abstrak melalui kegiatan belajar yang menyenangkan sesuai karakter siswa usia SD. Dengan memperhatikan karakter siswa SD, maka dalam membuat catatan materi IPS menggunakan gambar, warna, garis dan simbol-simbol yang menarik dengan keterangan yang dapat menjelaskan isi dari simbol yang dibuat dengan tampilan yang semenarik mungkin. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa model yang sesuai dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD adalah model mind map.
Menurut Buzan terj. Sri Redjeki (2007: 4) mind map adalah cara mudah menggali informasi dari dalam otak yang merupakan cara baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh dengan membuat catatan yang tidak membosankan untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek. Dalam membuat mind map, Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar mind map yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of mind map yaitu: (1) Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa gambar dengan minimal 3 warna; (2) Garis: lebih tebal untuk BOI dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat; (3) Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat; (4) Gambar: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang Dimensi agar lebih menarik lagi; (5) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOI dan warna cabang harus mengikuti warna BOI; dan (6) Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topik terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabangcabangnya menyebar ke segala arah. BOI umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam di mulai dari arah jam 1 (Yoga, 2007:7).
Untuk membuat mind map menurut Buzan terj. Sri Redjeki (2007: 10) lima langkah dalam pembuatan mind map ialah: (1) Pergunakan selembar kertas kosong tanpa garis dan pulpen warna; (2) Buatlah sebuah gambar yang merangkum subjek utama ditengah-tengah kertas; (3) Buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang melambangkan sub topik utama; (4) Berilah nama pada setiap ide, buat gambar dan digaris bawahi dengan pulpen warna; dan (5) Dari ide-ide yang ada, tariklah garis penghubung yang menyebar seperti cabangcabang pohon dan buatlah gambar dan nama dari penjelasan pikiranmu. Kegunaan mind map dalam bidang
pendidikan menurut Alamsyah (2009) adalah sebagai berikut: (1) meringkas, (2) mengkaji ulang, (3) mencatat, (4) melakukan bedah buku, (5) melakukan bedah artikel, (6) mempresentasikan bahan ajar, (7) melakukan penelitian, (8) mengelola waktu, (9) mengelola diskusi kelas, dan lain-lain (hlm. 22).
Dijelaskan lebih lanjut oleh Buzan terj. Susi Purwoko (2010: 5) alasan penggunaan mind map ialah: (1) memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas, (2) membuat pilihan terhadap pokok masalah, (3) mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, (4) mendorong pemecahan masalah dengan melihat jalan terobosan yang ada, (5) menyenangkan untuk dibaca, dicerna, dan diingat. Menurut Buzan (1993), proses pembelajaran berbasis mind map terdapat 4 langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) Overview: tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai; (2) Preview: tinjauan awal
merupakan gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail dari pada overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus atau GBPP; (3) Inview: tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran dimana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam; dan (4) Review: tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran (Yoga, 2007: 8-10).
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran model mind map yaitu: (1) Tahap persiapan, siswa dikondisikan siap mengikuti pembelajaran dengan mind map; (2) Tahap pelaksanaan, meliputi tinjauan menyeluruh (penyampaian materi pokok pelajaran yang akan dipelajari), tinjauan awal (memperhatikan konsep materi yang diajarkan melalui mind map dituangkan dalam bentuk media), tinjauan mendalam (proses belajar berlangsung dengan membahas materi secara detail dan rinci), tinjauan ulang (meninjau hal-hal penting dari materi dan perlu diingat oleh siswa dan memberi kebermaknaan dengan menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari; (3) kesimpulan atau penutup.
Sedangkan Alamsyah (2009) menuliskan keunggulan mind map sebagai berikut: (1) Dapat melihat gambaran secara menyeluruh; (2) Dapat melihat detilnya tanpa kehilangan benang merahnya antar topik; (3) Terdapat pengelompokkan informasi; (4) Menarik perhatian mata dan tidak membosankan; (5) Memudahkan kita berkonsentrasi; (6) Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna, gambar-gambar dan lain-lain; dan (7) Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya (hlm. 23). Selain memiliki kelebihan, model mind map juga memiliki kekurangan. Kurniawati (2010) kekurangan mind map adalah: (1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat; (2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar; dan (3) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa (hlm. 23).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana prosedur penggunaan model mind map dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Darmakradenan tahun ajaran 2012/2013?; (2) Apakah penggunaan model mind map dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Darmakradenan tahun ajaran 2012/2013?; dan (3) Apakah kendala dan solusi penggunaan model mind map dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD
Negeri 2 Darmakradenan tahun ajaran 2012/2013?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan prosedur penggunaan model mind map dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Darmakradenan tahun ajaran 2012/2013; (2) Untuk mengetahui apakah penggunaan model mind map dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas SD Negeri 2 Darmakradenan tahun ajaran 2012/2013; dan (3) Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan model mind map dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Darmakradenan tahun ajaran 2012/2013.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Download Jurnal - Penggunaan Model Mind Map Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS
Sekian artikel mengenai Jurnal - Penggunaan Model Mind Map Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran