-->

Jurnal - Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran PKn

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai contoh jurnal pendidikan, penelitian maupun ilmiah tentang Jurnal - Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran PKn, yang dapat kalian download dalam bentuk word (doc) maupun pdf dan dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal. Silahkan disimak!

Abstrak: Penerapan pendekatan kontekstual dalam upaya peningkatan hasil belajar pkn siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 3 tahun ajaran 2012/2013. Agar pembelajaran PKn lebih baik, guru menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Pemilihan pendekatan pembelajaran merupakan alternatif yang ditempuh. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan penerapan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran PKn di Kelas IV, dan (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn menggunakan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran PKn di Kelas IV. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, prosentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 63 %. Dari data tersebut menunjukan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV. Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, PKn, Hasil Belajar.

Abstract: The application of a contextual approach in improving learning outcomes Civic fourth grade students Madyogondo Elementary School 3 in Academic years 2012/2013. The purpose of this study were: (1) describe the application of contextual approach in teaching Civics in Grade IV, and (2) describe increase in civic education learning outcomes using contextual. This study uses classroom action research techniques that consist of two cycles, Percentage of mastery learning students increased by 63 %. From these data showed that the use of a contextual approach can be improve learning outcomes Civics fourth grade students.
Keywords: contextual approach,Civic Education, learning outcomes.


PENDAHULUAN

Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945,dan mempunyai tujuan untuk memberikan kompetensi-kompetensi pola pikir agar dapat berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan dan bias berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta dapat dengan mudah berinteraksi dengan bangsabangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Dede Rosyada dalam Noor (2008: 13) menyatakan bahwa istilah Kewarganegaraan berasal dari kata warganegara negara yang secara umum dapat dinyatakan bahwa warga negara merupakan aggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya dan mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalu koridor “value based education”(Sunarso,dkk,2008: 1).

Dengan demikian Berdasarkan definisi definisi diatas PKN ialah usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara, sehingga mampu menjadi warga negara yang berpikir dan bertindak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Belajar merupakan kajian yang bersifat sangat luas beberapa ahli mempersempit definisi dari belajar, diantaranya skinner dalam Margaret (1991: 120) yang mengatakan bahwa ”belajar ialah tingkah laku. Ketika subjek belajar, responsnya meningkat dan bila terjadi hal kebalikanya (unlearning), angka responsnya menurun” lebih lanjut skinner menjelaskan bahwa peluang atau kemungkinan merespons itu susah mengukurnya. Karena itu, skinner menyarankan agar belajar diukur menurut angka atau frekuensi respons, dan hal ini merupakan awal untuk menganalisa perubahan tingkah laku. Sedangkan gagne pengertian belajar yang lebih kompleks di utarakan gagne dalam Margaret (1991: 233) “perangkat proses kognitif yang mengubah memori orang dari satu keadaan ke keadaan lain, menghasilkan satu kapabilitas atau lebih”. Albert bandura dalam Margaret (1991: 506) memperluas sudut pandang mengenai belajar dengan memberikan definisi “Belajar ialah interaksi segi tiga antara lingkungan, faktor pribadi dan tingkah laku”.

Menurut Hamalik (2002:49) ada beberapa teori belajar yaitu antara lain: (1) Simple conditioning atau teori contiguity menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respons dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai untuk menimbulkan respon tadi akhirnya mampu menimbulkan respon, (2)Connectionism, stimulus-respons atau teori reinforcement yang dijelaskan oleh E.L. Thorndike menekankan bahwa belajar terdiri atas pembentukan ikatan atau hubungan-hubungan antara stimulus-respons yang membentuk melalui pengulangan, (3) Field theory dirumuskan sebagai reaksi terhadap teori conditioning dan reinforcement yang dipandang bersifat atomistis. Field theory menekankan keseluruhan dari bagian-bagian, bahwa bagian-bagian itu erat sekali berhubungan dan saling bergantung satu sama lain, (4) Psikologi Fenomenologis dan Humanistis ,menaruh perhatian besar terhadap kondisikondisi di dalam diri individu, yaitu psikologikal state siswa,dan (5) Definisi SR (Secara Relatif), ide ini dilandasi oleh konsep hukum sebab akibat yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam perilaku mekanistis.

Perilaku manusia merupakan akibat pengaruh dari luar tanpa mengasumsikan adanya faktor dinamis dalam tingkah laku manusia itu. Perilaku manusia merupakan moral behavior dan keseluruhan perilaku terhadap stimulus. Dengan kata lain bahwa definisi belajar adalah suatu proses interaksi yang memberikan perubahan terhadap subjek baik secara langsung maupun tidak langsung dan mencakup aspek kognitif, psikomotor dan afektif.dalam hal ini belajar yang berkaitan dengan kajian atau materi PKn kelas IV sekolah dasar.

Menurut HuittW dalam (Sunarto: 2008) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang. Thursan Hakim dalam (Sunarto: 2008) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.

Sedangkan Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim dalam (Sunarto: 2008) yaitu motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,  tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut. dapat kita simpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar dirinya sendiri Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan dalam hal ini adalah hasil belajar PKn CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan
bagian-bagianya secara terpisah. Elaine (2009: 65).

Sedangkan menurut Saliman (2008) CTL yaitu mengkaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan mereka (siswa) sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. dapat disimpulkan bahwa CTL adalah model pembelajaran yang menitik beratkan kepada pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan siswa yang menitik beratkan kepada pembelajaran yang bermakna, dan berpusat kepada siswa (student center).

Dalam prakteknya, langkah-langkah penggunaan model pembelajaran CTL dapat mengacu pada 7 komponen utama CTL tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic).

Penggunaan model pembelajaran CTL yang sesuai dengan materi dan tingkat perkembangan siswa dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam memahami materi PKn yang abstrak, selain penghubungan materi yang abstrak dengan pengalaman nyata siswa kegiatan permodelan dalam model pembelajaran CTL dapat memberikan pemahaman yang utuh mengenai konsep PKn, Sehingga dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IV.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan Pendekatan Kontekstual dalam usaha peningkatan pembelajaran PKn di kelas IV Sekolah Dasar?, (2) Bagaimana dampak penerapan Pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn ditinjau dari Hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar?

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran CTL di Sekolah Dasar, dan (2) mendeskripsikan dampak penerapan Pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn ditinjau dari Hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar.

# # # # # # #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran PKn

Sekian artikel mengenai Jurnal - Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran PKn, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)
Download Contoh Jurnal Tentang Pendekatan Pembelajaran