-->

Jurnal - Penggunaan Model Group Investigation Dengan Inquiri Dalam Pembelajaran IPA

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai Jurnal - Penggunaan Model Group Investigation Dengan Strategi Inquiri Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal. Silahkan disimak!

Abstrak: Penggunaan Model Group investigation dengan Strategi Inquiri dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas V SD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur penggunaan model group investigation dengan strategi inquiri serta untuk mengetahui peningkatan pembelajarannya. Teknik penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model group investigation dengan strategi inquiri dengan strategi inquiri dapat meningkatkan pembelajaran IPA Kelas V SD.
Kata Kunci : Group investigation, Strategi Inquiri, IPA

Abstract: The Using Group investigation Model with Strategy Inquiri in Improving Science Learning V Grade State Elementary School. The purpose of this research is to describe the procedures for using the model of group investigation inquiri strategies and to determine the increase in learning. The research is Classroom Action Research (CAR), which carried out the three cycles and each cycle consisted of three meetings. The results of this study indicate that the use of the model group investigation with inquiri strategies can enhance science learning V Grade State Elementary School.
Keywords: Group investigation, Strategy Inquiri, Science


PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang penting dan harus diberikan kepada setiap anak. Orang tua hendaknya memberikan pendidi-kan yang setinggi-tingginya pada anak. Selain orang tua pemerintah juga berkewajib-an untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satunya dengan mencanangkan wajib belajar sembilan tahun. Hal lain yang tak kalah penting dalam peningkatan mutu pendidikan adalah tenaga pengajar atau guru. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolahnya. Salah satu tugas guru adalah membangkitkan minat anak dalam belajar. Dalam mencapai itu semua, guru dituntut dapat menyampaikan materi secara baik, mudah diterima, dan dengan menggunakan model serta strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Masyarakat beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolak ukur kepandaian dan kecerdasan anak dalam belajar adalah mata pelajaran IPA. Ironisnya mata pelajaran IPA sering menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti dan dihindari oleh sebagian besar anak karena dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Berdasar- kan hasil observasi dan wawancara kepada sebagian besar siswa kelas V kesulitan dalam mata pelajaran IPA, khususnya pokok bahasan tentang sifat-sifat cahaya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana prosedur penggunaan model Group investigation dengan strategi inquiri dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD? (2) Apakah penggunaan model Group investigation dengan strategi inquiri dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan prosedur penggunaan model group investigation dengan strategi inquiri dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V, (2) Mengetahui peningkatan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan penggunaan model group investigation dengan strategi inquiri pada siswa kelas V.

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam peng-gunaan model group investigation dengan strategi inquiri. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mening-katkan mutu pendidikan sekolah dalam pembelajaran, dapat memberikan suatu moti-vasi berharga bagi guru agar lebih memaha-mi karakteristik siswa serta lingkungan se-kolah sehingga dapat menentukan model pembelajaran yang tepat. Sedangkan bagi siswa untuk meningkatkan proses pembela-jaran, hasil belajar, dan meningkatkan kerja-sama siswa dalam belajar.

Karakteristik siswa menurut Basset, Jacka, dan Logan sebagai berikut (1) Mereka secara ilmiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; (2) Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira atau riang; (3) Mereka suka mengatur dirinya untuk berbagai hal, meng-eksplorasi sesuatu situasi dan mencobakan usaha-usahanya yang baru; (4) Mereka bela-jar dengan cara bekerja, berinisiatif dan me-ngajar siswa lainnya (dalam Sumantri dan Permana, 2001).

Berdasarkan data yang telah ada, siswa kelas V sekolah dasar rata-rata berusia antara 10 sampai 11 tahun, menurut Piaget siswa kelas V masuk ke dalam periode operasi konkret (dalam Aunurrahman: 2009). Perkembangan operasi konkret ini lebih berupa skema kognitif, terutama berkaitan dengan keterampilan berfikir siswa dan pemecahan masalah. Pada periode ini anak belajar untuk mempelajari keterampilan dan kecakapan berpikir logis yang secara tidak langsung membantu mereka dalam memaknai pengalaman mereka sendiri.

Depdiknas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan sebuah cara untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk mengetahui fakta, konsep, prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah (2004). Sedangkan Suyono berpendapat IPA merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal” (1998: 23).

Pembelajaran IPA bertujuan untuk (1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-kon-sep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, (2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi, (3) Mengembangkan keterampilan proses un-tuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (4) Ikut serta memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. (5) Mengembangkan kesa-daran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, ling-kungan, teknologi dan masyarakat. (6) Meng-hargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang dan membantu kita melihat. Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber utama di bumi. Sifat-sifat cahaya yaitu (1) Cahaya merambat lurus, (2) Cahaya menembus benda bening, (3) Cahaya dapat dipantulkan, (4) Cahaya dapat dibiaskan, dan (5) Cahaya dapat diurai-kan, (6) Pemanfaatan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dan pembuatan karya atau model sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Belajar menurut Burton yaitu suatu perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (dalam Aunurrahman, 2010). Kemudian Gagne menerapkan lebih lanjut bahwa belajar bukan hanya terjadi karena adanya warisan genetika atau respon secara alamiah saja, namun belajar juga dapat terjadi karena kedewasaan atau keadaan organisme yang bersifat temporer seperti kelelahan, pengaruh obat, rasa takut, persepsi, motivasi, dan seterusnya atau
bahkan gabungan dari kesemuanya (dalam Sumantri dan Permana, 2001).

Menurut Supriyadi pembelajaran adalah sebuah keterpaduan yang utuh antara siswa yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar (2011). Sedangkan Aunnurahman berpendapat bahwa pembelajaran merupakan situasi atau kondisi yang memunculkan interaksi antara guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa (2010).

Menurut Sudjana menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pangalaman belajarnya (dalam Padmono, 2002). Sedangkan Romiszowski berpendapat bahwa hasil belajar merupakan sebuah keluaran yang berupa perbuatan atau kinerja dari suatu system masukan yaitu berbagai informasi. Dengan demikian, hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan perilaku (dalam Abdurrahman, 2003).

Menurut Aunurrahman model pembelajaran merupakan “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran” (2010: 146). Sedangkan menurut Sumantri dan Permana model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk suatu kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran di kelas atau yang lain (2001). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah rangkaian sadar dan terarah yang dirancang dan disusun oleh guru kepada siswa dalam memahami materi pembelajaran agar terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa, sehingga dapat menimbulkan lingkungan belajar dan hasil belajar yang baik.

Menurut Sumantri dan Permana Group investigation atau investigasi kelompok menghadapkan siswa dengan permasalahan yang merangsang guru menyajikannya secara lisan atau merupakan pengalaman actual (2001: 63). Sedangkan Tsoi, Goh dan Chia mengemukakan bahwa model pembelajaran investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari paradigma kontruktivis, dimana terdapat suatu situasi yang di dalamnya siswa-siswa beriteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan melakukan pekerjaan secara kolaboratif untuk menginvestigasi suatu masalah, merencanakan, mengpresentasikan, serta mengevaluasi kegiatan mereka (dalam Aunurrahman, 2010).

Killen (dalam Aunurrahman, 2009: 152) berpandangan bahwa investigasi kelompok merupakan cara yang langsung dan efisien untuk mengajarkan pengetahuan akademik sebagai suatu proses sosial yang mampu menumbuhkan kehangatan hubungan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijakan, kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap harkat martabat orang lain.

Dikatakan Sanjaya strategi inquri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis dalam mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah (2008: 194). Sedangkan menurut Gulo strategi inquiri adalah suatu rangkaian belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis yang memungkinkan siswa dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri (2008: 84).

Ciri esensial group investigation dengan strategi inquiri adalah (1) Siswa bekerja dalam kelompok kecil dan memiliki indepedensi terhadap guru, (2) Kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. (3) Kegiatan belajar siswa selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan data, menganalisanya, dan mencapai beberapa kesimpulan. (4) Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar. (5) Hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa. Adapun prinsip pengunaan strategi inkuiri menurut Wina Sanjaya (2008: 196) adalah sebagai berikut: (1) berorientasi pada pengembangan intelektual, (2) prinsip interaksi, (3) prinsip bertanya, (4) prinsip belajar untuk berfikir, (5) prinsip keterbukaan.

Prosedur pembelajaran group investigation dengan strategi inquiri menurut Isjoni yaitu siswa di bagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan keterkaitan akan sebuah materi. Siswa memiliki sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang biasanya telah ditentukan guru. Siswa bersama guru merencanakan tujuan dari prosedur belajar berdasarkan sub topik dan materi yang dipilih. Kemudian siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam atau pun di luar sekolah. Setelah proses pelaksanaan belajar selesai siswa manganalisis, menyimpulkan, dan membuat kesimpulan untuk mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas. Langkah terakhir adalah siswa dan guru membahas bersama hasil belajar kelompok (2007).

Sedangkan langkah-langkah group investigation dengan strategi inquiri menurut Slavin adalah (1) Tahap pengelompokkan yaitu tahap dimana siswa mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang secara heteorgen. Pada tahap ini siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, siswa bergabung dengan kelompoknya, (2) Tahap perencanaan (Planning) siswa bersama-sama merencanakan tentang apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, siapa dan melakukan apa, dan untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut. (3) Tahap Penyelidikan (Investigation) yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, siswa saling bertukar, berdiskusi, dan mempersatukan ide dan pendapat. (4) Tahap Pengorganisasian yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam praktiknya masing-masing, anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana mempresentasikannya, wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi. (5) Tahap Presentasi (Presenting) yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas yaitu penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, pendengar mengevaluasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. (6) Tahap evaluasi (evaluating) merupakan proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, guru dan siswa menggabungkan hasil, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan siswa melaksanakan penilaian hasil belajar dengan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa (2008).

Sedangkan menurut Wena ada enam tahapan yang menuntut keterlibatan anggota tim, yaitu: identifikasi topik, perencanaan tugas belajar, pelaksanaan kegiatan penelitian, persiapan laporan akhir, presentasi penelitian, dan evaluasi (2008). Sanjaya menjelaskan langkah-langkah penggunaan strategi inquri sebagai berikut: (1) Orientasi, (2) Merumuskan masalah, (3) Merumuskan hipotesis, (4) Mengumpulkan data, (5) Menguji hipotesis, (6) Merumuskan kesimpulan (2008). Sedangkan Sudjana menyatakan lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan strategi inquiri yaitu: (1) Merumskan masalah, (2) Menetapkan jawaban sementara, (3) Mencari informasi/data yang diperlukan untuk menjawab hipotesis, (4) Menarik kesimpulan jawaban, (5) Mengaplikasikan kesimpulan (dalam Trianto, 2009).

Pada model group investigation dengan strategi inquiri guru berperan sebagai pembimbing dan pengkritik yang bersahabat. Guru harus membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok sehingga guru mampu merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, interaktif dan menyenangkan. Penggunaan model pembelajaran Group investigation dengan strategi inquiri sangat tepat digunakan pada mata pelajaran IPA karena menuntut siswa untuk dapat menyelidiki secara kelompok dan memberikan pengalaman belajar langsung dalam pengumpulan fakta-fakta untuk membuktikan suatu teori, sehingga pembelajaran dapat menyenangkan dan bermakna dengan interaksi yang baik dengan lingkungan kelas. Hal ini akan meningkatkan penguasaan materi pembelajaran siswa yang berdampak pada meningkatnya pembelajaran baik proses maupun hasil belajar IPA.

#  #  #  #  #  #  #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penggunaan Model Group Investigation Dengan Strategi Inquiri Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA

Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Penggunaan Model Group Investigation Dengan Strategi Inquiri Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran