-->

Jurnal - Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai Jurnal - Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar , yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal. Silahkan disimak!

Abstract: Model of STAD Cooperative Learning to Improve Mathematic Learning Result of Fractional Questionson on Fifth Grade Student in Elementary School. The purposes of the research are to improve mathematics learning result of fractional questions in elementary school. The data analysis technique used is descriptive qualitative data analysis techniques. The qualitative data obtained from students' learning outcomes by finding the average value of the test results. In addition qualitative data obtained from observation and documentation. The results showed that the model of STAD cooperative learning to improve mathematic learning result of Fractional Questions in Elementary School.
Key Words : STAD, Learning Result, Fractional Questions

Abstrak: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Peningkatan Hasil Belajar Soal Cerita Pecahan di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar soal cerita pecahan di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari satu pertemuan mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika soal cerita pecahan di sekolah dasar.
Kata Kunci: STAD, hasil belajar, soal cerita pecahan.


PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang dapat mempercepat terjadinya perubahan dalam masyarakat dan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan yang lain. Matematika sebagai ilmu dasar begitu cepat mengalami perkembangan, hal itu terbukti dengan makin banyaknya kegiatan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, matematika juga sangat diperlukan siswa dalam mempelajari dan memahami mata pelajaran lain. Akan tetapi pada kenyataannya banyak siswa merasa takut, enggan dan kurang tertarik terhadap mata pelajaran matematika. Banyak siswa yang kurang tertantang untuk mempelajari dan menyelesaikan soal-soal matematika, terutama soal-soal cerita. Selama ini model yang dipergunakan dalam pembelajaran soal cerita pecahan masih menggunakan metode ceramah dan latihan, sedangkan soal cerita dalam matematika itu sendiri merupakan kegiatan pemecahan masalah.

Belajar matematika memerlukan keterampilan dari seorang guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan guru. Jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa memuaskan.Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir, sehingga matematika sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pelajaran matematika harus sudah diberikan sejak dini kepada anak yaitu sejak anak duduk dibangku Sekolah Dasar. Mengingat pentingnya peranan matematika tersebut, maka hasil belajar matematika di sekolah perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait. Namun jika dilihat perkembangan dunia pendidikan Sekolah Dasar pada saat ini belumlah menggembirakan, terlebih pelajaran matematika yang masih menjadi momok bagi siswa.

Pelajaran matematika ditingkat Sekolah Dasar bertujuan melatih kemampuan berpikir dan logika dalam bentuk latihan pemecahan soal tetapi mereka (siswa SD) sering bermasalah dalam menyelesaikan soal khususnya soal cerita. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita, terutama soal-soal yang memerlukan beberapa operasi hitung.

Pada tanggal 18 Desember 2009 tepatnya hari jum’at, peneliti mencari informasi tentang kondisi lingkungan SDN 8 Gumelem Kulon dan bagaimana kondisi siswa kelas V SDN 8 Gumelem Kulon dalam mengikuti pelajaran di kelas. Berdasarkan informasi dari guru kelas V SDN 8 Gumelem Kulon yaitu Ibu Tuwiyah, dijelaskan bahwa sebagian besar siswanya masih belum dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik, yang ditunjukkan dengan rata–rata hasil belajar siswa pada soal cerita matematika masih kurang dari 6. Selain itu, sebagian besar siswa kelas V di SDN 8 Gumelem Kulon mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita (misalnya soal cerita pecahan) padahal pada saat mengerjakan soal penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan pecahan, siswa dapat menyelesaikannya dengan baik. Siswa yang mempunyai kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita merupakan suatu masalah yang perlu segera ditangani pemecahannya.

Dengan masalah ini dikhawatirkan akan mengakibatkan siswa tersebut kurang memahami permasalahan–permasalahan dalam kehidupan sehari–hari yang berhubungan dengan matematika. Padahal seharusnya siswa belajar dihadapkan pada kegiatan–kegiatan yang bermakna yang dapat merangsang pemikiran siswa dan menuntut siswa untuk menguasai ketrampilan dalam menyelesaikan masalah, menganalis data, berfikir logis, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah–masalah nyata.

Jadi dalam belajar matematika siswa juga harus dihadapkan pada masalah sehari–hari yang berhubungan dengan dunia siswa. Masalah–masalah tersebut dapat ditemukan pada pelajaran matematika yang kebanyakan dalam bentuk soal cerita. Guru yang bertugas merangsang dan membina perkembangan intelektual dan membina pertumbuhan sikap–sikap dan nilai–nilai dalam diri anak mempunyai wewenang untuk menentukan cara atau metode yang dianggap tepat dan efektif untuk dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

Sebagai tenaga pengajar atau pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, maka guru sebagai pendidik memegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswanya. Salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pendidik khususnya dibidang matematika adalah bagaimana mengajarkan matematika dengan baik agar tujuan pengajaran dapat dicapai semaksimal mungkin. Dalam hal ini penguasaan materi dan cara pemilihan metode atau strategi belajar yang sesuai sangat menentukan tercapainya tujuan pengajaran.

Pemilihan dan penguasaan strategi mengajar yang tepat serta penguasaan keterampilan dasar mengajar merupakan suatu alternatif dalam usaha meningkatkan mutu pengajaran. Terdapat beberapa macam keterampilan dasar mengajar yang telah dikenal, diantaranya yang menjadi perhatian penulis untuk menerapkan penelitian ini adalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan yang merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student Teams Achievment Division). Disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Untuk meminimalkan perbedaaan tersebut, maka dibentuk secara berkelompok agar siswa dapat saling mengisi, saling melengkapi, serta bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal atau tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian tujuan pengajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswapun dapat ditingkatkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memungkinkan guru dapat memberikan perhatian terhadap siswa. Hubungan yang lebih akrab akan terjadi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Ada kalanya siswa lebih mudah belajar dari temannya sendiri, adapula siswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih temannya sendiri. Dalam hal ini model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelaksanaannya mengacu kepada belajar kelompok siswa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan memungkinkan siswa belajar lebih aktif, mempunyai rasa tanggung jawab yang besar, berkembangnya daya kreatif, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berusaha memberikan alternatif solusi dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada soal cerita pecahan, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) karena tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan guru pengajar belum pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Peneliti juga menyadari bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerja sama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu teman.

Berdasarkan uraian di atas, maka ru-musan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang soal cerita siswa kelas V Sekolah Dasar? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar matematika soal cerita pada pokok bahasan pecahan pada siswa kelas V Sekolah Dasar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

#  #  #  #  #  #  #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar , yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran