-->

Jurnal - Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai contoh jurnal pendidikan, penelitian maupun ilmiah tentang Jurnal - Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), yang dapat kalian download dalam bentuk word (doc) maupun pdf dan dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal. Silahkan disimak!

Abstract: The Using Cooperative Model NHT Type in Improving Social Studies IV Gade Student SD. The purposes of this research are to the improve the learning of social studies at the fourth grade of elementary school with cooperative model of Numbered Heads Together (NHT) type and to describe the process of using of the cooperative model of Numbered  heads Together (NHT) type in improving the learning of social science at the fourth grade student of elementary school. This research was collaborative classroom action research. The experiment was conducted in two cycles and each cycle consisted of planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were students at the fourth grade of elementary school. The techniques collecting data used observation, interviews, questionnaires, and tests. The validity of the data used triangulation. The result of research could concluded that the use of the cooperative model of Numbered Heads Together (NHT) type could improve the learning of social science at the fourth grade state elementary school.Keywords: Cooperative Model, Numbered Heads Together (NHT), Social Science

Abstrak: Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Kelas IV SD. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pembelajaran IPS kelas IV SD dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan mendeskripsikan proses penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan pembelajaran IPS kelas IV SD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaborasi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus  dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pembelajaran IPS kelas IV SD.
Kata Kunci: Model Kooperatif, Numbered Heads Together (NHT), IPS


PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah dirancang. Oleh karena itu pemilihan model, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Pencapaian mutu pendidikan yang tinggi tidak hanya ditentukan oleh siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor guru dan pendukung lainnya. Komponen guru dan siswa merupakan unsur yang utama yang menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran pada pendidikan.

Pada kondisi nyata di sekolah, khususnya pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Sidomoro, peneliti melihat model pembelajaran yang digunakan masih konvensional. Dengan model pembelajaran yang konvensional seperti ini siswa hanya sebagai objek yang cenderung pasif sehingga pembelajaran IPS kurang bermakna dan terasa membosankan bagi siswa yang berakibat rendahnya hasil belajar siswa. Kenyataannya dari hasil wawancara dan observasi di SDN 1 Sidomoro pada siswa kelas IV, dapat melihat rendahnya aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa/KKM dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang bermain-main saat guru mengajar di dalam kelas dan ketika guru berada di luar kelas. Hasil belajar yang diperoleh dari kelas IV SDN 1 Sidomoro bahwa dari 27 siswa kelas IV yang mendapat nilai <67 (KKM) berjumlah 21 siswa (78%) dengan kriteria belum tuntas atau belum berhasil. Sedangkan yang mendapat nilai ≥67 berjumlah 6 siswa (22%) dengan kriteria tuntas atau berhasil.

Untuk mengatasi kondisi pembelajaran di atas, perlu dilakukan pengembangan pembelajaran yang efektif dan efisien. Di sinilah peran guru sangat penting, karena guru memegang tugas dalam mengatur di dalam kelas. Suasana kelas yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat, sebaliknya suasana kelas yang suram, menegangkan serta aktivitas yang
monoton menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar. Guru merupakan perancangan
sekaligus sebagai pelaksana proses pembelajaran, dengan mempertimbangkan tuntutan kurikulum, kondisi siswa dan yang paling utama adalah pemilihan model pembelajaran. Karena model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih menekankan pada interaksi siswa dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Spencer Kagan (1993) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di rancang untuk mempengaruhi melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tecakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tesebut (Trianto, 2012: 82).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran IPS. Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pembelajaran, motivasi siswa, rasa percaya diri siswa sehingga meningkatnya hasil belajar siswa. Karena pada model pembelajaran ini siswa mempunyai keaktifan belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok. Adapun judul penelitian ini adalah “Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam Peningkatan Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 1 Sidomoro Tahun Ajaran 2012/2013”.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini memiliki beberapa rumusan masalah. Pertama, apakah penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pembelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Sidomoro tahun ajaran 2012/2013? Kedua, bagaimana proses penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan pembelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Sidomoro tahun ajaran 2012/2013?

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk meningkatkan pembelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Sidomoro tahun ajaran 2012/2013 dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Kedua, untuk mendeskripsikan proses penggunaan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan pembelajaran IPS di kelas IV SDN 1 Sidomoro tahun ajaran 2012/2013. Usia siswa sekolah dasar (sekitar 6-12 tahun) merupakan tahap perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, guru tidak mungkin mengabaikan kehadiran dan kepentingan mereka. Guru akan selalu dituntut untuk memahami dengan betul karakteristik siswa sekolah dasar. Karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar lebih cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan lebih suka mencoba.

Berkaitan dengan hal tersebut, Sobur memberikan pendapat bahwa pada masa ini merupakan masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan bereksplorasi (2009). Sejalan dengan karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar, siswa tersebut memiliki ciri khas yakni senang membentuk kelompok sebaya dan rasa ingin tahu yang tinggi. Berkaitan dengan ciri khas siswa kelas IV sekolah dasar, Izzaty, dkk. Meberikan pendapat bahwa ciri-ciri anak masa kelas tinggi sekolah dasar yaitu: (1) perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari; (2) ingin tahu, ingin belajar dan realistis; (3) timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus; (4) anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah; dan (5) anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya (2008).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV sekolah dasar masuk pada fase operasional konkret yang memiliki beberapa karakteristik yaitu: (1) anak sudah mulai dapat mengetahui simbol-simbol matematis, sudah mulai menghadapi hal-hal yang abstrak; (2) memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar mereka; (3) membutuhkan bimbingan dari orang dewasa; (4) senang bermain dengan berkelompok dan lebih suka bergembira; (5) suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi situasi dan mencoba usaha-usaha baru; (6) mulai “menemukan diri sendiri”, yaitu mulai berpikir tentang diri pribadi; (7) mulai membaca hal yang bersifat fakta; dan (8) belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, dan berinisiatif.

IPS adalah nama mata pelajaran yang terdapat di berbagai jenjang pendidikan. Berkaitan dengan pengertian IPS, Sapriya memberikan pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat (2011). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memiliki sasaran dalam memecahkan masalah. Berkaitan dengan pengertian IPS, Solihatin dan Raharjo memberikan pengertian bahwa IPS lebih diarahkan pada arti praktis dalam mencari alternatif pemecahan masalah yang dibahas (2011).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian IPS, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang diterapkan di sekolah tingkat SD sampai SMA dengan mengkaji peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Siswa dapat belajar IPS demi menghadapi tantangan berat karena kehidupan global selalu mengalami perubahan setiap waktu. Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Guru hendaknya lebih memperhatikan siswa ketika pembelajaran IPS berlangsung di kelas agar siswa mampu menerima ilmu, memiliki karakter yang baik, dan mampu menjadi insan yang berakhlakul karimah. Guru perlu menggunakan model pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran yang berkembang saat ini sangat banyak.

Keanekaragaman model pembelajaran ini merupakan upaya bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam strategi pembelajaran yang hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Salah satunya model kooperatif. Pembelajaran kooperatif mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.

Pembelajaran kooperatif lebih mengarah pada interaksi ataupun kerjasama antara siswa. Berkaitan dengan pengertian pembelajaran kooperatif, Solihatin dan Raharjo memberikan pengertian bahwa model belajar cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (2011).

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi, dalam pembelajaran ini siswa mempunyai peran ganda yaitu sebagai siswa dan sebagai guru. Dengan harapan siswa akan dapat mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di sekolah maupun di luar sekolah.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Trianto, 2012: 82). Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan pembelajaran yang membagi siswa dalam kelompok kecil dengan penomoran. Hal ini sesuai dengan salah satu pendapat bahwa pembelajaran menggunakan metode Numbered Heads Together diawali dengan numbering dan kemudian guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil (Suprijono, 2012).

Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) memiliki beberapa langkah jika digunakn dalam pembelajaran. Ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang tahap-tahap model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Langkah-langkah Numbered Heads Together (NHT) meliputi penomoran, penggajuan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab (Trianto, 2012).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yaitu: (1) membagi siswa ke dalam kelompok; (2) memberikan penomoran kepada siswa; (3) pemberian materi pembelajaran; (4) pemberian tugas siswa; (5) siswa berpikir bersama; (6) pemanggilan nomor siswa; (7) siswa menjawab pertanyaan; dan (8) penarikan kesimpulan.

Pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) akan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup, siswa akan belajar bagaimana bekerjasama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah, secara tidak langsung siswa belajar bersosialisasi dengan orang lain sehingga menumbuhkan motivasi serta partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS. Dengan demikian akan menjadikan lingkungan belajar yang aktif dan menghilangkan persepsi siswa yang beranggapan bahwa pelajaran IPS membosankan.

# # # # # # #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Sekian artikel mengenai Jurnal - Penggunaan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran