Abstract: Upgrading Read Skill Based on Silaba Method in the II Grade Elementary School. The research investigated the right steps on application method of silaba to upgrading read skill student II grade and describe ability method of silaba to upgrading read skill student II grade. Method of the research is Classroom Action Research was conducted in two cycles. Each of which consist of three meeting involved planning, acting, observation, and reflection. The result of the study showed that method of silaba can upgrading read skill in the second grade Elementary School.
Key words: silaba method, reading skill, games
Abstrak: Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas II SD dengan Metode Silaba. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan langkah penerapan metode silaba dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas II dan memberikan gam-baran tentang dapat tidaknya metode silaba dalam meningkatan keterampilan membaca siswa kelas II. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua si-klus, masing-masing siklus terdapat tiga pertemuan mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa metode silaba dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Kata Kunci: metode silaba, keterampilan membaca, siasat permainan
PENDAHULUAN
Membaca merupakan salah satu kete-rampilan berbahasa yang saling terkait dan penting dikuasai agar dapat berkomunikasi secara optimal. Seseorang akan memperoleh berbagai pengetahuan baru yang mampu me-ningkatkan wawasannya sehingga mereka le-bih mampu menjawab tantangan hidup kede-pan yang semakin kompleks. Masyarakat yang kompleks setiap jam bergantung pada ka-pasitas membaca dan menulis warganya untuk membuat pertimbangan rumit dan bertindak berdasarkan informasi yang luas (Ahuja, P dan Ahuja, G.C. 2010: 5)
Namun banyak siswa kelas II yang be-lum menguasai keterampilan membaca, pa-dahal keterampilan ini menjadi dasar bagi ke-terampilan lain, sehingga siswa mengalami kesulitan menguasai materi pelajaran yang banyak diperoleh melalui membaca. Berda-sarkan pengalaman, siswa yang berkesulitan membaca sudah bisa membaca suku-suku ka-ta tetapi terlihat terbebani ketika membaca kata dengan rangkaian huruf yang panjang. Sehingga peneliti mencoba mengatasinya de-ngan metode silaba yang membagi sebuah kata menjadi beberapa kata agar siswa dapat membacanya dan proses membaca selanjut-nya dapat terlaksana.
Siswa kelas dua berada dalam stadium operasional konkrit (7-11 tahun) yang mana anak sudah mampu untuk memperhatikan le-bih dari satu dimensi sekaligus juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi ini satu sa-ma lain. Kekurangannya adalah anak akan mampu untuk melakukan aktivitas logis ter-tentu dalam situasi yang konkrit (Rahayu, H.S. 2006). Perkembangan bahasa pada peri-ode operasional masuk pada fase semantik, yaitu anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep yang terkandung dalam kata (Zuchdi dan Budiasih, 2001).
Membaca merupakan aktivitas kom-pleks yang memerlukan sejumlah besar tin-dakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan inga-tan (Abdurrahman, 2003: 200). Rahim (2008) berpendapat, ”Membaca pada haki-katnya adalah suatu kegiatan yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya se-kedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibat-kan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif”. Zuchdi dan Budiasih me-ngemukakan bahwa membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif, karena seseorang dapat mem-peroleh informasi, ilmu pengetahuan dan pe-galaman-pengalaman baru (2001).
Seseorang akan melalui tiga kom-ponen dasar dari proses membaca, yaitu re-cording, decoding, dan, meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, deco-ding (penyandian) adalah proses penerjema-han rangkaian grafis ke dalam kata-kata dan meaning, adalah pemahaman makna berlang-sung melalui berbagai tingkat mulai dari pe-mahaman literal, interpretatif, kreatif, dan e-valuatif. Proses recording dan decoding bia-sanya berlangsung pada kelas-kelas awal yai-tu kelas I dan II SD (membaca permulaan), sedangkan proses memahami makna (mea-ning) lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi (Rahim, 2008).
Jenis-jenis membaca bertalian erat hu-bungannya dengan tujuan membaca, dengan banyaknya tujuan membaca, banyak juga je-nis-jenis membaca yang dilakukan seseorang. Berdasarkan tingkat pendidikan jenis mem-baca ada dua macam, yaitu membaca permu-laan dan membaca lanjutan sebagai berikut (Sukirno, 2009). Tarigan, H.G. menuliskan bahwa jenis-jenis membaca ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca, Maka proses membaca dapat dibagi atas membaca nyaring dan membaca dalam hati (2008). Membaca nya-ring, membaca bersuara, membaca lisan (rea-ding out loud; oral reading; reading aloud) adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang me-rupakan alat bagi guru, murid, ataupun pem-baca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memaha-mi informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang (Tarigan, H.G. 2008). Membaca dalam hati (silent reading) merupakan kegi-atan membaca yang hanya mengandalkan ke-mampuan visual, pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluar-kan suara atau menggerakkan bibir (Mulyati, 2007).
Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk men-capai tujuan yang telah ditetapkan. Rahim mencantumkan tujuh model strategi memba-ca, yaitu: a) bawah-atas (bottom-up), b) atas-bawah (top-down), c) model membaca cam-puran (eclectic), d) model strategi interaktif, e) strategi KWL (Know-Want to Know-Lear-ned), f) Strategi DRA (Directed Reading Ac-tivity), dan g) Strategi DRTA (Directed Rea-ding Thingking Activity) (2008).
Ahuja, P. dan Ahuja G.C. sedikitnya menuliskan empat teknik mem-baca yang bertitik tolak dari asumsi bahwa pembaca telah mengembangkan keteranpilan membaca frase, memahami struktur paragraf dan dapat mengidentifikasi kata kunci, yang meliputi: a) SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), b) SQ4R (Survey, Question, Read, Recite, Repeat, Review), c) OK4R (Overview, key Ideas, Read, Recall, Reflect, Review), dan PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test) (2010).
Keterampilan merupakan kecakapan yang otomatik, cepat dan akurat sebagai usa-ha menyelesaikan tugas dan atau menghadapi permasalahan belajar dan berkembang men-jadi kebiasaan jika dipelajari dengan baik. Keterampilan-keterampilan yang dituntut da-lam membaca nyaring bagi kelas II adalah: 1) membaca dengan terang dan jelas, 2) mem-baca dengan penuh perasaan, ekspresi, dan 3) membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata (Tarigan, H.G. 2008). Keterampilan membaca dalam hati menuntut siswa kelas II SD untuk menguasai: 1) membaca tanpa ge-rakan-gerakan bibir atau kepala, dan 2) mem-baca lebih cepat secara dalam hati daripada secara bersuara.
Peningkatan merupakan kata berimbu-han dari kata tingkat yang mendapat awalan pe-, dan akhiran –an. Pusat Bahasa, Depdik-nas menuliskan bahwa peningkatan merupakan proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya). Mengacu kepada penelitian, maka peningkatan yang dimaksud adalah usaha untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas dua (2008).
Kesimpulan dari peneliti adalah, bahwa peningkatan keterampilan membaca siswa kelas dua adalah suatu perbuatan untuk me-ningkatkan kecakapan anak-anak kelas dua yang memasuki periode operasional konkrit dan masuk fase semantik untuk menyelesai-kan suatu kegiatan reseptif (mendapatkan in-formasi) yang melibatkan sejumlah aktifitas fisik dan mental secara serentak (melafalkan tulisan, aktivitas visual, berfikir psikolinguis-tik dan metakognitif), dalam melihat rangkai-an simbol-simbol bahasa atau tulisan demi mencapai tujuan membaca tertentu.
Pusat Bahasa Depdiknas memberi bata-san tentang metode yaitu merupakan cara yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud, metode ju-ga dapat dikatakan sebagai cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksana-kan suatu kegiatan dengan mudah guna men-capai maksud yang ditentukan (2008). Alya juga mendefinisikan metode adalah cara teratur yang dapat digunakan untuk melaksa-nakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (2007).
Metode silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan suatu kata ke dalam beberapa suku kata agar siswa dapat memba-canya. Proses pembelajaran memca menulis permulaan (MMP) dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, kemudian su-ku kata dirangkaikan menjadi kata-kata ber-makna (Tarigan, J. dkk, 1997: 5.8). Metode silaba didefinisikan sebagai proses pembela-jaran MMP yang diawali dengan pengenalan suku kata, seperti a) ba, bi, bu, be, bo, b) ca, ci, cu ce, co, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi ka-ta-kata bermakna. (Mulyati, 2011). Metode silaba terdiri dari tiga tahap yakni tahap per-tama, pengenalan suku-suku kata, tahap ke-dua, perangkaian suku-suku kata menjadi ka-ta, tahap ketiga, perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana.
Pusat Bahasa Depdiknas memberi bata-san bahwa penerapan adalah perbuatan me-nerapkan (2008). Sedangkan menurut bebera-pa ahli berpendapat bahwa penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golo-ngan yang telah terencana dan tersusun sebe-lumnya.Kesimpulan yang diambil adalah bahwa penerapan metode silaba ialah suatu perbuatan menerapkan cara yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk menyelesaikan pekerjaan membaca demi mencapai maksud dengan cara menjadikan kata menjadi suku-kata yang merupakan satuan ritmis terkecil dalam satu arus ujaran dengan vokal biasanya sebagai puncak kenyaringan dan menjadi pembentuk (konstituen) kata.
Tujuan penelitian ini adalah mendis-kripsikan langkah-langkah penerapan metode silaba yang dapat meningkatkan keterampi-lan membaca siswa kelas II SD N 2 Pejaga-tan dan memberikan gambaran tentang dapat tidaknya metode silaba meningkatan kete-rampilan membaca siswa kelas II SDN 2 Pe-jagatan.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Jurnal - Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Dengan Metode Silaba
Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Dengan Metode Silaba, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Bahasa Indonesia
Download Contoh Jurnal Tentang Metode Pembelajaran