Abstrak: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif teknik Index Card Match dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD. Penelitian ini bertujuan: mendeskripsikan proses pembelajaran, peningkatan pembelajaran IPS. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Klegenrejo yang berjumlah 39 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match, dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPS di kelas V.
Kata Kunci: Index Card Match, Pembelajaran, IPS.
Abstract: The Using Cooperative Learning Index Card Match Model technique in Improving Social Studies Learning V Grade Student at State Elementary School. This research aims to: describe the process of social studies learning. The research was conducted in three cycles. The subjects were all students of V grade Klegenrejo State Elementary School, amounting to 39 students. Data sources are from teachers and students. Data collection techniques using observation, interviews, tests, and documentation. The validity of data using triangulation techniques and other methods. Analysis of the data used by the qualitative and quantitative analysis. The results showed that the use of cooperative learning index card match model technique, can improve the process and learning result in social studies V grade.
Keywords: Index Card Match, Learning, Social Studies
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial berdasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah. Salah satu tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagaimana termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2008) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. Sedangkan menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Melalui pengajaran IPS para siswa di harapkan dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan tantangannya. IPS merupakan program pendidikan pada tingkat pendidikan dasar yang banyak disorot. Oleh karena itu, IPS sangat penting dipelajari oleh siswa. Menurut Sapriya (2011) bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora untuk mempromosikan kompetensi sipil. Dalam program sekolah, ilmu-ilmu sosial memberikan terkoordinasi, studi sistematik seperti gambar di atas disiplin seperti antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta sesuai dan isi dari humaniora, matematika,
dan ilmu alam. Tujuan utama penelitian sosial adalah untuk membantu kaum muda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan informasi dan beralasan untuk kepentingan publik sebagai warga negara yang beragam budaya, masyarakat demokratis di dunia yang interdependen.
Sedangkan menurut Fajar (2009) IPS adalah salah satu bidang yang rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu seperti ekonomi, sejarah, antropologi, dan apa saja yang disebut sipil perlu ditekankan. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Untuk itu perlu disadari oleh guru bahwa dalam melaksanakan pembelajaran perlu pula diupayakan pembelajaran yang bersifat membangun dan memberikan pengalaman terhadap materimateri yang diberikan.
Kenyataannya dalam pembelajaran IPS kelas V, karena keterbatasan waktu yang tersedia guru dalam mengejar target pencapaian kurikulum memilih jalan yang termudah dalam menginformasikan fakta dan konsep, yaitu melalui metode ceramah kemudian latihan soal dan siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa melakukan aktivitas sehingga siswa pasif. Pembelajaran semacam ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif. Dengan demikian, guru akan bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi. Hal tersebut menyebabkan pengetahuan yang diterima siswa hanya dari guru, sedangkan siswa tidak memiliki pengalaman dan kecakapan dari pengetahuan lain. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya perhatian dan minat siswa pada mata pelajaran IPS. Dengan kondisi siswa yang pasif menyebabkan materi pelajaran yang dipelajari siswa tidak berkesan atau tidak membekas pada diri siswa, sehingga pembelajaran tersebut tidak menghasilkan hasil belajar yang baik. Survey dan pengamatan sekilas yang selalu penulis lakukan ketika mengajar, dengan bertanya pada siswa yang mengalami kesulitan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial mendapati jawaban yang hampir sama. Jawabannya: malas membaca, bersifat hafalan yang membosankan, tidak menarik dan berbagai alasan lain yang bermuara pada rendahnya minat baca siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbedabeda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial Lie (2004). Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok Lie (2004).
Teknik Index Card Match, adalah salah satu jenis teknik yang ada dalam model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif teknik Index Card Match merupakan teknik pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi tertarik untuk belajar karena teknik Index Card Match merupakan teknik pembelajaran kooperatif yang menerapkan cara belajar sambil bermain yang membuat siswa tidak bosan atau jenuh serta dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Index Card Match adalah pembelajaran yang penggunaannya dengan cara memasangkan kartu-kartu yang berisikan suatu materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Teknik pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok. Dengan cara ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak akan merasa bosan, dan pembelajaran yang di berikan dapat diterima oleh siswa dengan baik sehingga hasil belajarnyapun akan meningkat.
Berdasarkan pertimbangan dan kenyataan di lapangan mengenai pem-belajaran IPS yang meliputi proses pembelajaran yang kurang menarik minat siswa serta penyampaian materi yang terlalu membebani siswa sehingga menghasilkan produk atau hasil belajar yang masih jauh dari harapan, kiranya faktor teknik yang digunakan dalam pembelajaran merupakan faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.
Dengan pemilih-an teknik yang tepat dan inovatif, dalam hal ini Teknik Index Card Match atau mencari pasangan kartu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
Menurut Suprijono (2011) Teknik Index Card Match adalah metode mencari pasangan kartu. Teknik ini cukup menyenangkan untuk digunakan dalam mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya atau materi baru yang sedang diajarkan. Hal ini karena siswa siswa dapat belajar sambil bermain. Teknik Index Card Match dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Teknik Index card Match juga cocok untuk semua kelas atau tingkatan.
Tujuan yang paling penting dari model pembelajaran kooperatif Teknik Index card Match adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) yaitu: (a) hasil belajar akademik, (b) penerimaan terhadap perbedaan individu, dan (c) pengembangan keterampilan sosial (Isjoni 2011).
Menurut Suprijono (2011), Langkah langkah pembelajaran kooperatif teknik Index Card Match yaitu: (a) buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas, (b) membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, (c) pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan, (d) pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang telah dibuat, (e) kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban, (f) setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh siswa akan mendapatkan jawaban, (g) mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahukan materi mereka dapatkan kepada teman yang lain, (h) setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasanganya, (i) akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Senada dengan Agus Suprijono, Zaini, dkk (2008) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif sebagai berikut: (a) buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada didalam kelas, (b) bagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, (c) tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan, (d) pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan–pertanyaan yang tadi dibuat, (e) kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban, (f) beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separoh peserta didik akan mendapatkan soal dan separoh siswa akan mendapatkan jawaban, (g) minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain, (h) setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada temantemannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasanganya, (i) akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator harus memahami teori-teori belajar, strategi dalam pembelajaran dan model-model pembelajaran. Sehingga guru mampu merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, interaktif dan menyenangkan. Sedangkan siswa, dalam proses belajar mengajar harus diberi kesempatan yang luas untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dan menyimak tanpa ada kegiatan untuk mengembangkan secara kreatif ide maupun sikap dan keterampilan mandiri. Di sinilah model pembelajaran kooperatif teknik index card match menjadi sarana untuk meningkatkan belajar siswa aktif. Karena model pembelajaran kooperatif teknik index card match menuntut siswa untuk mempelajari sesuatu yang kemudian diajarkan kepada siswa lainnya. jadi, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPS
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD?; (2) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD?; dan (3) Apa yang menjadi kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menemukan prosedur yang tepat penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD, (2) mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD, dan (3) mendiskripsikan kendala dan solusi dari penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik index card match dapat meningkatkan pembelajar-an IPS siswa kelas V SD.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Download Jurnal - Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Index Card Match Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS
Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Index Card Match Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran