Abstract: The Using Of the Recorder Media in Improving Reading Skills Not Musical Accuracy for Students in Fourth Grade at State Elementary School Tamanwinangun. The purposes of this research are to enhance the reading skills not musical accuracy and describe steps of using recorder media in improving reading skills not musical accuracy. This research is classroom action research (CAR). The experiment was conducted in three cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. The results showed that the not musical through the use of the recorder media in improving reading skills not musical accuracy to students from precycle to I cycle, cycle II and cycle III. The conclusions of this research is the use of recorder media in the learning of musical can enhance the reading skills not musical accuracy for state elementary school students in fourth grade 1 Tamanwinangun.
Key words: recorder media, reading skill not musical
Abstrak: Penggunaan Media Recorder dalam Peningkatan Keterampilan Ketepatan Membaca Not Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not dan mendeskripsikan langkah-langkah dalam penggunaan media recorder dalam peningkatan keterampilan ketepatan membaca not. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media recorder dapat meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not siswa dari prasiklus ke siklus I, siklus II, dan siklus III. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media recorder dalam pembelajaran Seni Musik dapat meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun.
Kata kunci: media recorder, membaca not.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dijelaskan tentang rambu-rambu bagi seorang guru dalam mengorganisir dan mengatur pekerjaan mereka sebagai tenaga pendidik. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan juga mengenai tujuan, ruang lingkup, dan proses pembelajaran pada setiap bidang studi yang dipelajari di tiap bidang studi yang dipelajari di sekolah dasar, di antaranya: Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Agama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Keseluruhan muatan mata pelajaran yang terkandung dalam KTSP, salah satunya adalah mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Muatan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Keseluruhan muatan mata pelajaran yang terkandung dalam KTSP, salah satunya adalah mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang telah diama-natkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu bidang mata pelajaran, di antaranya adalah bidang seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni keterampilan. Mengenai diberikannya mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada sekolah dasar, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Disdikbud (2007) dinyatakan bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan di antaranya: (1) memahami konsep dan pentingnya seni, budaya, dan keterampilan; (2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni, budaya, dan keterampilan; (3) menampilkan kreativitas dari peserta didik melalui mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan; (4) menampilkan peran serta dalam mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan baik dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa ternyata kenyataan di lapangan tepatnya di SD Negeri 1 Tamanwinangun sebagian besar guru dalam pembelajaran SBK cenderung lebih pada aspek bernyanyi dan menggambar saja dan sering mengabaikan Seni Musik yang di dalamnya mempelajari teknik menyanyi dan bermain alat musik sehingga prestasi siswa dalam hal permainan alat musik masih rendah. Guru yang membelajarkan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya Pendidikan Seni Musik belum mencapai target yang optimal sesuai yang digariskan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Untuk itu, keadaan seperti ini harus menjadi renungan dan merupakan masalah yang harus segera mendapatkan solusi yang tepat guna memperbaiki proses pembelajaran seni musik. Permasalahan yang menjadi hambatan dalam pembelajaran musik di SD Negeri 1 Tamanwinangun adalah masih kurangnya pengetahuan guru dan siswa mengenai permainan musik terutama dalam penggunaan alat musik recorder dan keterampilan mereka dalam ketepatan membaca notasi musik (not angka). Selain itu, guru kurang menguasai penggunaan alat musik recorder sehingga siswa dengan pembelajaran yang tidak menggunakan recorder menjadi kurang terampil dalam ketepatan membaca not. Siswa hanya diajarkan pembelajaran yang monoton tanpa ada variasi pembelajaran dengan menggunakan media dalam pembelajaran musik khususnya alat musik recorder.
Solusi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran tersebut adalah guru harus memiliki strategi pembelajaran yang baik, pemanfaatan media recorder yang tepat, yaitu dalam pembelajaran musik guru sebagai fasilitator mulai mengenalkan alat musik recorder, teknik memainkan recorder, dan langkah pembelajarannya agar dapat dijadikan media untuk memainkan lagu dan kaitannya dengan keterampilan siswa dalam membaca not lagu pada saat memainkan alat musik recorder tersebut. Berdasarkan dari permasalahan tersebut maka peneliti dalam kegiatan pembelajaran musik di SD Negeri 1 Tamanwinangun ini akan membelajarkan kepada siswa mengenai Seni Musik dengan menggunakan media recorder di kelas IV sebagai media pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran musik pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun dengan harapan nantinya siswa dapat memiliki keterampilan ketepatan membaca not. Berdasarkan kondisi di atas maka peneliti akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penggunaan Media Recorder dalam Peningkatan Keterampilan Ketepatan Membaca Not Kelas IV SD N 1 Tamanwinangun”.
Berdasarkan tahapan perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget dikemukakan bahwa terdapat empat tahapan perkembangan di antaranya: (1) sensorimotor (usia mulai sejak lahir sampai 2 tahun) anak menggunakan persepsinya bahwa tertentu dianggap sama ketika ditempatkan pada tempat yang berbeda; (2) praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun) dalam tahapan ini anak baru memulai proses memperoleh struktur intelektual orang dewasa yang logis; (3) operasi konkret (usia 7 sampai 11 tahun) anak mulai dapat mengklasifikasi, mengkombinasi, dan membandingkan; (4) operasi formal (diawali sekitar usia 11 tahun ) pada tahapan ini secara potensial ia telah memiliki kemampuan intelektual untuk melakukan penalaran formal (Hill, 2010: 161-163). Berdasarkan empat tahapan tersebut ternyata masing-masing tahapan menunjukan adanya peningkatan atas tahapan sebelumnya dalam hal kemampuan anak untuk berpikir abstrak, memprediksi dunia secara tepat, menjelaskan penyebab terjadinya sesuatu secara akurat, dan cara menghadapi dunia secara intelektual.
Siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun sebagian besar berusia antara 9 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional konkret dengan ciri-ciri anak dapat mengenali sesuatu (identifikasi), mengingkari sesuatu (negasi), dan mencari hubungan timbal alik antara beberapa hal (reprokasi). Monks, Knoers, dan Haditono menyebutkan bahwa cara berpikir anak pada tahap operasional konkret kurang egosentris, ditandai dengan adanya desentrasi besar, yakni mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan menghubungkan beberapa dimensi sehingga anak mampu untuk mengerti operasi logisnya (2006). Membaca musik diawali dengan membaca pola irama. Kegiatan membaca pola irama dapat diberikan siswa setelah siswa mempunyai bayangan penginderaan gerak irama yang cukup kuat. Selanjutnya siswa mulai membaca pola melodi. Dalam membaca pola melodi dapat dilakukan dengan menggunakan notasi huruf, notasi balok, dan notasi angka. Notasi yang digunakan selalu dinyanyikan dengan doremi kecuali untuk not balok (Jamalus dan Busroh, 1992). Soemirat (2009) menyatakan bahwa recorder adalah jenis alat musik aerophone (bunyi yang dihasilkan oleh getaran udara) yang merupakan salah satu anggota keluarga fipple flute yaitu alat musik yang pada bagian mouth piece-nya terdapat fipple atau block. Sejalan dengan pengertian tersebut, Kodijat mengemukakan bahwa recorder adalah suling yang terbuat dari kayu (1986). Recorder memiliki jenis yang berbeda, namun yang sering digunakan di tingkat sekolah dasar adalah jenis recorder sopran. Soewito (1995) menyatakan bahwa recorder sopran adalah salah satu jenis alat musik tiup yang saat ini banyak dimainkan dan dipelajari secara berkelompok dalam bentuk ansambel di satuan pendidikan jenjang SD dan SMP untuk bermain alat musik. Hal yang harus diperhatikan dalam memainkan recorder, haruslah mengetahui terlebih dahulu langkah-langkah memainkan recorder. Safrina (1999/2000) mengemukakan bahwa langkah-langkah memainkan recorder adalah dengan urutan sebagai berikut: cara memegang recorder dan cara meniup recorder. Rudy (2009) menyebutkan bahwa langkah-langkah yang diperhatikan dalam bermain alat musik recorder antara lain: penjarian pada recorder; teknik pernafasan dan tiupan.
Berdasarkan latar belakang seperti yang diuraikan di atas maka rumusan masalah dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) apakah penggunaan media recorder dapat meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun?; (2) bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam penggunaan media recorder yang dapat meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun?.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: (1) menemukan dapat tidaknya penggunaan media recorder dalam meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun; (2) langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan media recorder yang dapat meningkatkan keterampilan ketepatan membaca not pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Tamanwinangun.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Jurnal - Pengunaan Media Recorder Dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Not
Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Pengunaan Media Recorder Dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Not, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Tentang Media Pembelajaran