-->

Jurnal - Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran

Ditulis oleh: Jurnal Pendidikan Inside
Berikut ulasan mengenai contoh jurnal pendidikan, penelitian maupun ilmiah tentang Jurnal - Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran, yang dapat kalian download dalam bentuk word (doc) maupun pdf dan dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal. Silahkan disimak!

Abstrak: Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dalam Peningkatan Perkalian Bilangan Cacah Kelas II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran CTL dalam peningkatan pembelajaran perkalian bilangan cacah siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan metode siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun sebanyak 27 siswa. Metode pengumpulan data melalui tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunanaan model pembelajaran CTL sesuai langkah dan karakternya dapat meningkatkan pembelajaran perkalian bilangan cacah siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun.Kata-kata kunci : Model, Pembelajaran, CTL, Perkalian Bilangan Cacah.

Abstract: The Using Of Contextual Teaching And Learning Model in Improving Of Learning Multiplication II student SD. The aims of this research are to describe the steps on the using CTL model in improving of learning multiplication II student SDN 4 Tamanwinangun. This research is Classroom Action Research by using cycle method and each cycle consisted of the planning, acting, observing, and reflecting. The research subject were II grade students totalling as 27 students. To collect data using tests, interviews, observations, and documentation. The data analize was consisted of data reduction, representation, and reflection. The results showed that the using CTL model the appropriate steps and the character to improve learning multiplication..
Key words: Model, Learning, CTL, Multiplication.


PENDAHULUAN

Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh faktor-faktor antara lain kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam materi perkalian, kurangnya minat anak dalam mempelajari matematika sehingga latihan soal yang diberikan, banyak kegagalannya dan lamban penyelesaiannya (tidak tepat waktu). Perkalian adalah salah satu kegiatan dasar dari ilmu matematika yang harus dikuasai oleh setiap siswa karena akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan dalam menumbuhkan proses pembelajaran yang baik agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pembelajaran sebagai sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komponen pembelajaran meliputi materi, metode, alat, dan evaluasi pembelajaran. Menentukan model atau kegiatan belajar merupakan langkah penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan. Model pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran. Untuk melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran, juga ditetapkan dengan melihat kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, juga diperlukan adanya pembelajaran yang menyenangkan tetapi tidak meninggalkan konteks awal yaitu kebermaknaan yang mampu memberikan pemahaman utuh dan menyeluruh pada siswa sehingga dapat memahami dan mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari dan mengaitkan dengan konteks alam sekitar serta siswa diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman belajar.

Perkembangan kognitif menurut Suprijono (mengutip simpulan Piaget) menyatakan bahwa anak pada masa perkembangan operasional konkrit (7-11) sudah mulai paham dengan peraturan logis, refesibel dan kekekalan (2009: 23). Misalnya mempunyai ketaatan yang kuat terhadap aturan yang mereka temui di lingkungannya. Apa yang dialaminya (didengar, dilihat, dan dirasakan) merupakan pengayaan kognitif, emosi dan perkembangan sosial yang memperluas dan memperkuat akumulasi perkembangan selanjutnya.

Karakter siswa kelas II SD berada pada tahap operasional konkrit, sehingga guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari bersifat konkrit dan lebih bermakna bagi anak. Karena siswa melihat sesuatu secara konkrit, dalam memahami sesuatu hanya yang dilihat, berpikir logis dan sistematis, mengalami sendiri, dan masih patuh terhadap aturan yang berlaku. Pembelajaran matematika di sekolah dasar biasanya menggunakan metode ceramah dan latihan sehingga anak menjadi pasif dan perkembangan anak akan terhambat.

Oleh karena itu, peneliti mengusulkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Penggunaan model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan pembelajaran, memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan dan menemukan sendiri konsep materi pelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata.

Kline, 1973 (dalam Jihad 2008: 152) menyatakan, matematika bukan pengetahuan yang menyendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam me-mahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Matematika adalah ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, seni, bahasa, ilmu tentang struktur yang terorganissasi, matematika adalah ilmu yang teratur dan eksak, matematika adalah ideide, konsep-konsep abstrak, dan bersifat deduktif (Karso, 2006:1.59). Menurut Wahyudi (2008: 3) matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah yang diterima, sehingga kebenaran antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mengkaji tentang objek abstrak yang dibuat secara deduktif dari unsur yang tidak didefinisikan yang telah dibuktikan kebenarannya dan digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah sosial, ekonomi, dan alam yang berkaitan dengan bilangan.

Mata pelajaran matematika berfungsi sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Karso, 2008: 2.6). Ruang lingkup matematika SD meliputi unit aritmetika, unit geometri, unit pengukuran, dan unit kajian data. Karim, dkk. (1996) menyatakan bahwa bilangan cacah didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Sedangkan operasi perkalian bilangan cacah pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah (dalam Kholidin, 2010:7).

Sugiyanto (2008: 9), Hatimah (2008: 9.18), Trianto (2011: 107), dan Suprijono (2010: 81) menyatakan pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu dan mendorong guru untuk menghubungkan materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa, selain itu juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat.

Karakteristik pendekatan pembelajaran berbasis CTL adalah (1) pengalaman nyata, (2) kerja sama dan saling menunjang, (3) gembira/ belajar dengan bergairah, (4) pembelajaran terintegrasi, (5) menggunakan berbagai sumber, (6) siswa aktif dan kritis, (7) menyenangkan dan tidak membosankan, (8) sharing dengan teman, (9) guru kreatif (Sugiyanto, 2008: 26). Menurut Sumiati (2009: 14-17) ada tujuh komponen dalam pendekatan CTL, yaitu: Contructivism, Inquiry, Questioning, Learning community, Modeling, Reflection, Autentic assessment.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kontekstual antara lain prinsip keterkaitan (Relating), prinsip pengalaman langsung (Experiencing), prinsip aplikasi (Applying), prinsip kerjasama (Cooperating), prinsip alih pengetahuan (Transferring) (Kusmana, 2010: 79-82). Menurut Suprijono (2010: 80) dan (Elaine. 2009:62) prinsip-prinsip pembelajaran CTL adalah prinsip saling ketergantungan, prinsip diferensiasi, dan prinsip pengaturan diri. Langkah-langkah pembelajaran CTL dapat dilakukan dengan (1) guru menjelaskan kompetensi, manfaat proses pembelajaran dan pentingnya materi yang akan dipelajari; (2) guru melaksanakan prosedur pembelajaran CTL; (3) guru bertanya jawab dengan siswa; (4) menciptakan masyarakat belajar dengan melakukan observasi sesuai pembagian tugas kelompok; (5) guru menghadirkan model pembelajaran; (6) guru melakukan refleksi pada kegiatan akhir pertemuan; (7) guru melakukan penilaian yang sebenarnya dengan mengerjakan soal evaluasi. Penggunaan model pembelajaran CTL pada materi perkalian bertujuan agar siswa memahami bahwa perkalian berkaitan erat dan sangat dekat dengan kehidupan mereka sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan materi yang dipelajarinya tidak akan mudah dilupakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana langkahlangkah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam peningkatan pembelajaran perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun?, (2) Apakah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil pembelajaran perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun?, (3) Apa kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam peningkatan pembelajaran perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun?

Sedangkan tujuan penelitian yaitu: (1) Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pembelajaran perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun, (2) Mendeskripsikan hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pembelajaran perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun, (3) Mendeskripsikan kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pembelajaran perkalian bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri 4 Tamanwinangun.

# # # # # # #

Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:

Download Jurnal - Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran

Sekian artikel mengenai Jurnal - Penggunaan Model Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran