Abstract: The using quantum model with Media Image in English Vocabulary Mastery of IV Grade Student at Elementary School. This study aimed to describe the use of quantum models with media images in the mastery of English vocabulary and determine whether the use of quantum model with media images can improve their English vocabulary mastery fourth grade students. This study is the Classroom Action Research (CAR) which consists of three cycles, each cycle there are three meetings. Each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection activities. Data collection techniques used were tests, questionnaires and observation. The results of this study indicate that the use of quantum models with media images can improve: (1) mastery of English vocabulary fourth grade students. The conclusions of this study is that the use of quantum models with media images can improve students' mastery of English vocabulary.
Keywords: quantum models, media images, English vocabulary.
Abstrak: Penggunaan Model Kuantum dengan Media Gambar dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan model kuantum dengan media gambar dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris dan mengetahui apakah penggunaan model kuantum dengan media gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SDN 4 Krakal tahun 2011/2012. Penelitian ini merupakan PTK yang mana terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus ada tiga pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan kegiatan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model kuantum dengan media gambar dapat meningkatkan: (1) penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SDN 4 Krakal. Simpulan penelitian ini adalah bahwa penggunaan model kuantum dengan media gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa.
Kata kunci: model kuantum, media gambar, kosakata bahasa Inggris.
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. (Depdiknas, 2007: 177). Hal tersebut menunjukkan adanya peranan yang sama bagi pembelajaran bahasa Inggris bagi peserta didik. Dengan pemberian muatan lokal bahasa Inggris di Sekolah Dasar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, serta berpartisipasi dalam masyarakat dan bahkan mampu mengikuti perkembangan teknologi mutakhir.
Mata pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar pada umumnya merupakan awal pengenalan bahasa Inggris di sekolah. Sebagaimana di Sekolah Dasar Negeri 4 Krakal, akan tetapi pengenalan bahasa Inggris dimulai dari siswa kelas IV, V dan VI. Siswa Kelas IV SDN 4 Krakal Kecamatan Alian Tahun Ajaran 2011/2012 merupakan sekelompok siswa yang memiliki kemampuan rata-rata cukup bagus, dan mereka merupakan siswa yang aktif. Hal itu dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa dan penjelasan guru kelas mengenai kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran mulai dari kelas I sampai Kelas III. Namun, hanya sedikit siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Hal ini diungkapkan oleh guru kelas I sampai kelas III.
Dari pembelajaran bahasa Inggris kelas IV SDN 4 Krakal selama satu semester menunjukkan hasil yang belum sesuai dengan harapan sekolah/belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=61) yang ditentukan. Hal tersebut dimungkinkan oleh beberapa faktor pendukung pembelajaran yang belum maksimal, antara lain: 1) kurangnya persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik persiapan fisik ataupun mental, baik persiapan media, metode ataupun model pembelajaran; 2) kurangnya penguasaan materi pembelajaran; 3) kurangnya kemampuan keterampilan-keterampilan mengajar, baik pengkondisian kelas, pemberian variasi pelajaran atau pemberian penguatan; 4) jumlah rombongan belajar yang terlalu banyak; 5) rendahnya motivasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan pengamatan guru terhadap siswa kelas IV SD Negeri 4 Krakal, pada saat pembelajaran bahasa Inggris berlangsung siswa terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian besar siswa yaitu sekitar 60% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Mereka menjawab apersepsi yang diberikan guru. Ketika guru mengajak siswa melafalkan bunyi-bunyi huruf dan kata-kata dalam Bahasa Inggris, mereka juga turut melakukannya. Namun, di pertengahan pembelajaran perhatian sebagian siswa yang lain beralih menjadi ramai karena ada yang bercanda dengan teman, mengobrol, dan asyik bermain dengan mainan yang dimiliki.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung kurang menarik dan berkesan di hati siswa sehingga siswa kurang senang dan puas dengan pembelajaran yang berlangsung. Sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif. Kondisi-kondisi di atas berdampak pada sulitnya siswa dalam menguasai kosakata bahasa Inggris.
Penjelasan di atas menunjukkan adanya peran seorang pendidik yang mampu membantu peserta didik menuju harapan yang hendak dicapai. Sehingga seorang guru yang merupakan tenaga pendidik diharapkan memiliki kompetensi yang relevan dan mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesan yang bermakna bagi peserta didik. Guru dalam merancang pembelajaran harus memperhatikan dan menyesuaikan karakteristik peserta didik. Perancangan tersebut meliputi penggunaan model pembelajaran, metode pembelajaran dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan rancangan bentuk pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Model pembelajaran sangat banyak dan sangat bervariasi. Model-model pembelajaran tersebut memiliki tujuan masing-masing yang berbeda, yang ditekankan pada proses pembelajaran. Sehingga pemilihan dan penggunaan model pembelajaran selain untuk memunculkan keterlibatan siswa secara aktif juga diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan pengalaman nyata bagi siswa.
Salah satu model yang memberikan gambaran seperti di atas adalah model kuantum. Model kuantum merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki karakter memberikan pengalaman nyata bagi siswa dan menyenangkan siswa. Pembelajaran dengan penggunaan model kuantum memusatkan perhatian siswa pada interaksi yang bermutu dan bermakna, dan bukan sekedar transaksi makna. Sehingga pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pebelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pebelajar. (Sugiyanto, 2008: 70).
Model kuantum dalam penggunaannya membutuhkan suatu media guna pencapaian tujuan yang direncanakan. Media pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah media gambar. Media gambar dapat berupa gambar diam dan gambar bergerak/animasi. Media gambar mampu membantu menunjukkan konsep-konsep yang bersifat abstrak pada siswa. Sehingga pemahaman terhadap suatu konsep akan lebih mudah tercapai.
Penguasaan kosakata bahasa Inggris meliputi penguasaan transliterasi, penulisan serta pelafalan kata. Sedangkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 4 Krakal Kecamatan Alian tergolong masih rendah. Hal ini dilihat dari nilai ulangan akhir semester yang hanya mencapai rata-rata 50,25. Mereka belum menguasai kosakata benda-benda yang ada di kelas ataupun benda-benda yang sering dijumpai di rumah. Hal ini dapat terlihat ketika guru menanyakan kosakata benda-benda yang sudah dipelajari, sebagian besar siswa kesulitan untuk meyebutkannya.
Berdasarkan gambaran masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Model Kuantum dengan Media Gambar dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Kelas IV SDN 4 Krakal Kecamatan Alian Tahun 2011/2012” dengan harapan penggunaan model kuantum dengan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV.
Rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan model kuantum dengan media gambar dalam penguasaan kosakata Bahasa Inggris kelas IV SDN 4 Krakal Kecamatan Alian Tahun 2011/2012?
2. Apakah penggunaan model kuantum dengan media gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SDN 4
Krakal Kecamatan Alian tahun 2011/2012?
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui apakah penggunaan model kuantum dengan media gambar dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Secara teoretis Penelitian ini di-harapkan dapat memberikan gambaran secara nyata penggunaan model kuantum dengan media gambar dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris kelas IV SD dan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan sehingga dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Adapun secara praktis diharapkan memberi manfaat bagi: (1) siswa, memberikan pengalaman yang berbeda dalam belajar Bahasa Inggris, sehingga motivasi belajar meningkat yang berpengaruh pada penguasaan kosa kata bahasa Inggris, (2) peneliti, dijadikan referensi dalam pelaksanaan pembelajaran dari pengaruh yang dimunculkan dalam penelitian, (3) guru, dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan secara nyata dalam pelaksanaan penggunaan model kuantum dengan media gambar dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris, serta mengetahui secara nyata pengaruh yang ditunjukkan, (4) sekolah, dijadikan sebagai kebijakan baru dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satunya dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris.
Siswa kelas IV SD berada pada fase kanak-kanak tengah dan akhir (6-11 tahun). Santrok dan Yussen dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007: 1.9) menjelaskan bahwa mereka mulai menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Bahkan memasuki dunia yang lebih luas dari budayanya. Selanjutnya Jean Piaget dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (1.14) mengemukakan bahwa proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa melalui empat tahap perkembangan, yaitu: tahap sensori motor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun) dan tahap operasional formal (11-15 tahun).
Bahasa memiliki arti sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 137). Sementara menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007: 2.30) bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Dan bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah, pantomim ataupun seni. Sedang Inggris merupakan nama negara di wilayah Eropa yang bahasanya dijadikan sebagai bahasa internasional.
Berdasarkan uraian di atas, maka bahasa Inggris dapat diartikan sebagai lambang bunyi yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran supaya dapat dimengerti orang lain, dan merupakan bahasa yang diakui dan digunakan secara internasional sebagai alat komunikasi yang sah.
Kosakata menurut Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia (2008: 813) berarti perbendaharaan kata. Sedangkan menurut Kridalaksana dalam Sulistyo Dwi H. (2011) kosakata diartikan sama dengan leksikon. Leksikon adalah 1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; 2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, 3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis. Sehingga kosakata dapat dipahami sebagai perbendaharaan kata yang memiliki makna dan bergantung pada pemakaian kata dalam bahasa.
Suyatno dalam Sulistyo Dwi H. (2011) menguraikan berbagai teknik pembelajaran kosakata. Salah satu teknik pembelajaran kosakata yaitu kata dari gambar. Kata dari gambar bertujuan agar siswa dapat membuat kata dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya guru menunjukkan salah satu gambar benda yang ada di rumah. Dari gambar tersebut, siswa memproduksi nama benda lain dalam bentuk kata yang ada di rumah. Alat yang dibutuhkan adalah gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Penjelasan tersebut berarti bahwa teknik pembelajaran kosakata dapat dilakukan dengan penggunaan sebuah gambar untuk menemukan kata-kata lain yang serumpun berdasarkan tema yang ditentukan.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai Jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Download Jurnal - Penggunaan Model Kuantum Dengan Media Gambar Dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris
Sekian artikel dari Jurnal Pendidikan Inside mengenai Jurnal - Penggunaan Model Kuantum Dengan Media Gambar Dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat Jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Bahasa Inggris
Download Contoh Jurnal Tentang Media Pembelajaran
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran