Abstract: Application Of Cooperative Models STAD Type In Increase Fraction Learning In Fourth Grade Elementary School. This study aimed describe (1) describe the steps of cooperative models STAD type increase fraction learning in fourth grade students elementary school, (2) identify constraints and solutions in aplication of cooperative STAD type in fourthgrade students elementary school. This study is a collaborative class classroom action research conducted in trhree cycles, each cycles consists of planning, acting, observing, reflecting. The result showed that (1) applied of cooperative models STAD type can be run according to the skenario, (2) the application of cooperative models STAD type can to incrase fraction learning in fourth grade students elementary school. In pre-action mastery percentage is 41,67%, after action performed in first cycle percentage increased to 87,5%, in second cycle percentage to 83,3% and in third cycle increased to 95,83%.
Keywords: cooperative STAD type, fraction learning
Abstrak: Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD dalam Peningkatan Pembelajaran Bilangan Pecahan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) mendeskripsikan langkah-langkah model kooperatif tipe STAD dalam peningkatan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV sekolah dasar, (2) mengidentifikasi kendala dan solusi dalam penerapan model kooperatif tipe STAD dalam peningkatan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV sekolah dasar. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus masing-masing siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa: (1) penerapan langkah-langkah pembelajaran STAD dapat berjalan sesuai skenario, (2) penerapan model STAD dapat meningkatkan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV sekolah dasar. Pada pratindakan persentase ketuntasan siswa mencapai 41,67%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan meningkat menjadi 87,5%, pada siklus II menjadi 83,3% dan siklus III meningkat kembali menjadi 95,83%.
Kata Kunci: kooperatif tipe STAD, Pembelajaran, Bilangan Pecahan
PENDAHULUAN
Matematika mempelajari tentang bilangan, geometri, pengukuran serta pengolahan data sering menggunakan media yang nyata agar siswa mendapat gambaran yang jelas tentang materi yang diajarkan. Serta dibutuhkan kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal. Untuk meningkatkan ketepatan dan kecepatan siswa dalam mengerjakan Matematika digunakan pembelajaran secara berkelompok dengan pengaturan secara heterogen. Periode berfikir anak sekolah dasar menurut Piaget adalah sebagai berikut: periode sensori motor, periode pra operasional, periode operasional konkret dan periode operasional formal. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, khususnya di SD Negeri Randegan, setiap guru senantiasa mengharapkan agar siswasiswanya dapat mencapai prestasi belajar sebaik mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara pembelajaran berkelompok dengan pengaturan siswa secara heterogen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV tentang materi yang sulit dipahami siswa yaitu pada materi bilangan pecahan. Hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam penyederhanaan pecahan, penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan. Pada materi penyederhanaan pecahan siswa kesulitan dalam mencari faktor pembagi pada penyebut dan pembilangnya. Sedangkan pada materi penjumlahan dan pengurangan, siswa mengalami kesulitan menyamakan penyebut pada bilangan pecahan tersebut.
Pada pelaksanaan pembelajaran tentang materi penyederhanaan pecahan, penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan guru hanya menjelaskan konsep tanpa melibatkan siswa secara langsung serta kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya. Karakteristik siswa yang senang bergaul dengan teman sebaya dan bekerja sama sangat tepat bila dilakukan dengan pembelajaran secara berkelompok. Sesuai dengan hasil tes pada tahuntahun
sebelumnya nilai rata-rata Matematika mendapatkan hasil yang rendah dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 65,00. Dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain mata pelajaran Matematika perlu untuk ditingkatkan. Berdasarkan analisis nilai Matematika pada tahun-tahun sebelumnya disimpulkan bahwa kesulitan siswa meliputi penyederhanaan pecahan, penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan agar tes hasil belajar siswa mencapai kriteria yang ditentukan.
Sesuai beberapa masalah tersebut, perlu adanya strategi yang tepat dalam pembelajaran Matematika. Salah satu diantaranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di kelas IV tentunya mengutamakan peran siswa dalam pembelajaran serta mengurangi kedominanan guru. Selain itu, model yang dipilih harus mengutamakan kerjasama kelompok yang baik tanpa menghilangkan tanggung jawab kepada setiap individu. Model ini juga dapat menarik perhatian dan menambah semangat belajar. Salah satu model yang tepat digunakan adalah model kooperatif.
Beberapa model kooperatif banyak digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Matematika. Salah satu model kooperatif yang sesuai dengan kondisi siswa kelas IV adalah model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran ini secara harfiah dapat diartikan sebagai pembagian pencapaian tim siswa. STAD adalah salah satu model dari pembelajaran kooperatif yang dikemukaan oleh Slavin. Model pembelajaran ini merupakan metode umum dalam mengatur kelas ketimbang metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu (Slavin, 2005: 13).
Dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) bertujuan siswa dapat memahami konsep materi pecahan dengan benar. Jika siswa tidak memahami konsep pecahan dengan benar, maka akan kesulitan dalam mendalami materi tersebut. Hal tersebut siswa perlu dilibatkan secara langsung dalam memahami konsep pecahan sehingga dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi bilangan pecahan. Penerapan model kooperatif tersebut mendorong siswa terlibat secara langsung secara aktif dalam pembelajaran sehingga dapat lebih mamahami konsep pecahan dan operasinya. Selain itu, siswa menjadi lebih percaya diri dalam pembelajaran karena lebih memahami materi tersebut dengan baik. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas IV, model pembelajaran tersebut belum diterapkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti akan menerapkan model pembelajaran tersebut dalam pelajaran Matematika materi bilangan pecahan di kelas IV.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang muncul yaitu 1) bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam peningkatan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV semester II SD Negeri Randegan tahun ajaran 2012/2013?, 2) apakah kendala serta solusi untuk mengatasinya dalam penerapan model kooperatif tipe STAD dalam peningkatan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV semester II SD Negeri Randegan tahun ajaran 2012/2013?
Tujuan penelitian ini yaitu 1) mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatife tipe STAD dalam peningkatan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV semester II SD Negeri Randegan tahun ajaran 2012/2013, 2) menguraikan kendala serta solusi untuk mengatasinya pada penerapan model kooperatif tipe STAD dalam peningkatan
pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas IV semester II SD Negeri Randegan tahun ajaran 2012/2013.
# # # # # # #
Untuk membaca lebih lanjut mengenai jurnal ini silahkan klik link dibawah ini:
Download Link:
Download Jurnal - Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam Peningkatan Pembelajaran Pecahan
Sekian artikel mengenai Jurnal - Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam Peningkatan Pembelajaran Pecahan, yang dapat kalian jadikan acuan untuk membuat jurnal.
Lihat juga:
Download Contoh Jurnal Matematika
Download Contoh Jurnal Tentang Model Pembelajaran